Jakarta (ANTARA) - Ketua Kelompok Studi Dermatologi Anak Indonesia (KSDAI) Dr Srie Prihianti, SpKK(K), PhD, FINSDV, FAADV mengatakan penting bagi masyarakat untuk mengenali jenis kulit sensitif, agar bisa mengerti jenis perawatan yang cocok.
"Masyarakat masih memiliki pengertian yang berbeda-beda tentang apa itu kulit sensitif, padahal keseragaman pemahaman itu diperlukan," kata Dr. Srie, dikutip dari siaran pers yang diterima Kamis.
Selain itu, tenaga dokter dan dokter spesialis juga penting untuk mengenali jenis kulit sensitif, tanda-tanda yang ditimbulkan, mekanisme yang mendasari, serta hubungan kulit sensitif dengan penyakit eksim atopik
"Setelah memahami hal-hal tersebut, baru kita dapat melakukan perawatan yang tepat dengan produk yang sesuai," ujarnya menambahkan.
Kulit sensitif merupakan kondisi kulit yang mudah mengalami peradangan akibat reaksi dari berbagai faktor baik internal maupun eksternal.
Di Indonesia, terutama di kota-kota besar, faktor cuaca ekstrem seperti polutan, radikal bebas, dan sinar matahari serta gaya hidup seperti stres, kurang tidur, hingga kebiasaan merokok, sangat berperan bagi kondisi kulit bahkan berpotensi memperburuk keadaan.
Lebih lanjut, kasus dermatitis atopik atau lebih dikenal dengan eksim atopik merupakan salah satu penyakit yang berhubungan dengan kondisi kulit sensitif dengan jumlah kasus yang kian meningkat di Indonesia.
Dermatitis atopik kerap terjadi pada bayi, anak-anak hingga orang dewasa, dan ditandai dengan adanya peradangan pada kulit yaitu kulit yang memerah, timbul ruam, kering dan pecah-pecah.
Penyakit kulit ini bersifat kronis, dapat hilang dan timbul jika terpapar oleh faktor pemicu. Namun, hingga saat ini, belum banyak masyarakat yang mengetahui keterkaitan antara kulit sensitif dan dermatitis atopik. Tenaga kesehatan pun perlu diingatkan kembali akan kondisi ini.
"Pasien dengan kondisi kulit sensitif dan dermatitis atopik datang dengan berbagai keluhan dan gejala. Biasanya keluhan yang paling sering ditemukan adalah gatal disertai kulit kering, bersisik, dan kemerahan. Namun pada kulit sensitif, keluhan dapat berupa rasa panas, seperti terbakar, dan menyengat walau penampakan kulit tampak normal," jelas dr. Margaretha Indah Maharani, Sp.KK, FINSDV, FAADV.
Dokter Indah menambahkan, kulit sensitif dan penyakit kulit dermatitis atopik memiliki hubungan yang erat, dimana pasien dermatitis atopik mengeluhkan memiliki kulit yang sensitif.
"Dalam kondisi ini, sangat penting menjaga kesehatan kulit agar sawar kulit (skin barrier) berperan dengan baik sebagai proteksi," katanya.
Selain itu, dokter juga menyoroti pentingnya memilih produk perawatan yang tepat untuk membantu meringankan gejala kulit sensitif dan mencegah kekambuhan dermatitis atopik.
Pelembap (moisturizer) dan pembersih (cleanser) merupakan produk yang dianjurkan untuk memperbaiki skin barrier dan mengurangi kondisi kulit kering dan inflamasi yang ditemukan pada keadaan kulit sensitif dan penyakit dermatitis atopik.
Sangat penting untuk memilih produk yang diformulasikan khusus untuk memulihkan dan mempertahankan skin barrier. Kandungan yang dianjurkan di antaranya yang mengandung ceramide, derivate filaggrin yang dapat mengikat air di dalam kulit, minyak nabati seperti minyak biji bunga matahari, niacinamide, dan zat aktif lain yang mampu membantu mengatasi dan mengembalikan kesehatan kulit pasien dengan kulit sensitif dan dermatitis atopik," jelas dr. Indah.
Sementara itu, Cetaphil menggandeng KSDAI untuk mendukung forum diskusi dokter spesialis terkait guna merumuskan manajemen perawatan terbaik untuk pasien.
"Sebagai brand perawatan kulit, Cetaphil juga terus berinovasi menghadirkan berbagai produk perawatan kulit yang diformulasikan secara khusus sesuai dengan jenis kulit masing-masing orang, terutama mereka dengan kondisi kulit sensitif," kata HCP Channel Activation Manager Galderma Indonesia Sunarko.