Bangka, Babel (ANTARA) - Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memberdayakan pelajar SMA sederajat menjadi juru pemantau jentik (jumantik) nyamuk guna mencegah penyebaran demam berdarah dengue (DBD).
"Kami mendorong pelajar turun melakukan pencegahan penyebaran DBD melalui gerakan jumantik minimal di lingkungan rumah masing - masing," kata Ketua HAKLI Kabupaten Bangka Boy Yandra di SMA Negeri 1 Sungailiat, Bangka, Senin.
Ia mengatakan penyakit DBD merupakan jenis penyakit menular yang memiliki dampak buruk baik bagi kesehatan individu bahkan dapat menyebabkan kematian.
"Pencegahan DBD memerlukan gerakan masif dengan melibatkan peran pelajar dan masyarakat umum dengan menyeluruh," kata Boy Yandra yang juga Kepala Dinas Kominfotik Bangka.
Menurutnya, penyakit DBD dibawa nyamuk Aedes Aegypti betina yang gampang bersarang di lingkungan rumah yang kotor seperti di tumpukan barang bekas, air mengenang dan tempat tertentu.
Nyamuk Aedes Aegypti dapat menyerang segala usia dan menggigit antara pagi sekitar jam 10 dan gigitan nyamuk di sore hari, tercatat sampai sekarang jumlah kasus DBD di Kabupaten Bangka mencapai 160 kasus tersebar di sejumlah wilayah.
Dia meminta pelajar setiap Senin atau satu minggu sekali mengambil foto dengan handphone kondisi bak mandi atau penampungan air di rumahnya, yang bersih dari jentik nyamuk.
"Kalau masih ada jentik segera dibersihkan sehingga terpantau terus kondisi baik air untuk memastikan tetap bersih termasuk kondisi lingkungan rumah," ujarnya.
Pencegahan DBD yang paling efektif dan efisien hingga saat ini yaitu dengan cara pemberantasan sarang nyamuk (PSN) menggunakan metode 3M Plus (Menguras, Menutup, Mendaur Ulang Barang Bekas).
Gerakan 3M harus terus dikampanyekan di lingkungan masyarakat guna membangun kesadaran masyarakat menjaga kebersihan lingkungan.
Memakai kelambu saat tidur dan menebarkan serbuk abate rutin di bak mandi dan tempat genangan air merupakan langkah pencegahan nyamuk penyebab DBD.