Pangkalpinang (ANTARA) - Kantor Wilayah Bank Indonesia Kepulauan Bangka Belitung melakukan pendampingan kepada sejumlah kelompok binaan penerima bantuan budidaya cabai agar semakin berkembang dan bisa membantu mengendalikan inflasi pangan daerah.
"Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan sudah diluncurkan pada 5 September 2022, dan sampai saat ini kami masih menindaklanjuti gerakan itu dengan beberapa kegiatan bersama sejumlah pondok pesantren, kelompok PKK, dan kelompok wanita tani yang ada di Babel, " kata Kepala Kantor Wilayah Bank Indonesia Kepulauan Bangka Belitung Budi Widihartanto di Pangkalpinang, Sabtu.
Menurut dia, Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan merupakan komitmen bersama antara pemerintah dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk mengoptimalkan langkah-langkah pengendalian inflasi dari sisi suplai dan mendorong produksi untuk mendukung ketahanan pangan secara integratif, masif, dan berdampak nasional.
"Ini sebagai salah satu respons terhadap meningkatnya tingkat inflasi secara nasional," ujarnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, perkembangan inflasi di Indonesia dalam beberapa bulan terakhir mencatat angka yang cukup tinggi. Pada Bulan Agustus 2022, inflasi Indonesia mencapai 4,69 persen (yoy). Babel menjadi salah satu daerah yang mengalami inflasi tinggi.
Bahkan Babel sempat menduduki posisi tertinggi ketiga nasional pada bulan Juli 2022, namun berkat usaha bersama berhasil meredakan tekanan inflasi menjadi posisi ketujuh tertinggi di Indonesia pada bulan Agustus 2022, yaitu sebesar 6,38 persen (yoy). Inflasi bulan Agustus didorong oleh inflasi kelompok Volatile Food (VF) sebesar 8,83 persen (yoy) dengan andil sebesar 2,08 persen (yoy) dengan komoditas utama bahan makanan penyumbang inflasi yaitu salah satunya adalah cabai merah dengan andil 0,75 persen.
Untuk menekan inflasi pada komoditas cabai merah, Bank Indonesia Babel mendukung program gerakan tanam cabai yang dilakukan secara nasional, dengan melibatkan dua kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan empat Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kota Pangkalpinang, lima pondok pesantren, pengembangan lahan cabai di Kabupaten Bangka, dan pemberdayaan kelompok tani di Kabupaten Bangka Tengah dengan total penyaluran benih cabai mencapai 77 ribu.
"Melalui gerakan tanam cabai ini kami harapkan dapat meningkatkan pasokan cabai serta mendukung terkendalinya ekspektasi terhadap kenaikan harga cabai di Babel," katanya.
Selain penyaluran benih, kata dia, BI Babel juga melakukan kerja sama dengan Dinas Pertanian dan Pangan untuk meningkatkan kompetensi para anggota kelompok penerima program bantuan budidaya cabai agar usaha yang dijalankan berhasil.
Dalam kegiatan itu, para anggota kelompok penerima bantuan juga diarahkan agar bisa melakukan mitigasi kendala pada implementasi program tersebut.
"Kami juga memberikan alternatif dalam budidaya cabai secara organik yang dinilai memiliki beberapa keunggulan," katanya.
Penggunaan pupuk organik memiliki beberapa keunggulan, antara lain menekan biaya produksi, ramah lingkungan dan aman untuk konsumsi, ikut berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan secara berkelanjutan karena mengurangi penggunaan bahan kimia, dan lebih efisien karena proses fermentasi lebih singkat dibandingkan dengan decomposer lain.