Mentok, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, melakukan penjajakan rencana kerja sama dalam bidang pengembangan industri pelet kayu, yang diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Kemarin, kita sudah melakukan pembicaraan awal dengan pengurus Koperasi Energi Terbarukan Indonesia (Kopetindo) untuk rencana ini," kata Bupati Bangka Barat Sukirman di Mentok, Babel, Jumat.
Dari pertemuan itu, ia menyarankan pihak koperasi dapat menyediakan data yang valid terkait potensi dan prospek pasar kemudian disampaikan kepada masyarakat.
"Memang benar kondisi tanah di Bangka Barat sangat menunjang, akan tetapi pasar yang harus kita pikirkan kembali, dan kita minta pihak koperasi dapat memastikan dan menyampaikan informasi secara menyeluruh ke masyarakat agar jika nantinya berjalan tidak terjadi kendala yang pada akhirnya merugikan masyarakat," katanya.
Menurut dia, jika nanti rencana ini berjalan, maka pemerintah hanya sebagai fasilitator dengan teknis kerja sama akan dilakukan langsung oleh koperasi dengan kelompok masyarakat.
Pemerintah Bangka Barat mendukung rencana tersebut, namun perlu mengedepankan prinsip kehati-hatian agar kerja sama yang akan dilakukan benar-benar membawa manfaat bagi masyarakat dan meningkatkan perekonomian daerah.
"Koperasi bersedia membantu masyarakat untuk menyerap produksi sesuai jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan dan bisa menjadi sumber penghasilan tambahan bagi masyarakat," katanya.
Pelet kayu merupakan salah satu jenis bahan bakar alternatif baru yang ramah lingkungan sebagai pengganti batu bara, namun ukuran kecil yang dihasilkan dari kayu keras.
Adapun beberapa jenis pohon yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan sumber daya energi berkelanjutan ini, antara lain pohon akasia, kenaf, dan kalitus.
Bupati memberikan apresiasi rencana tersebut dan diharapkan adanya pengembangan industri bahan bakar terbarukan tersebut bisa memberi dampak baik pada peningkatan penghasilan masyarakat.