Konsep dan tema pernikahan Deva dan Mikha itu dihiasi dengan palet warna putih dan hijau, serta sentuhan rona kebiruan yang merupakan warna favorit pasangan tersebut.
Mikha mengaku beruntung karena ia dan Deva memiliki selera yang sama sehingga mereka tidak menghadapi banyak kendala saat memilih vendor atau tema untuk hari istimewa mereka.
"Deva juga sangatlah suportif dan mau terlibat secara langsung dalam membuat berbagai keputusan seputar pernikahan, sehingga aku merasa sangat terbantu," kata Mikha melalui keterangan resmi Bride Story, Sabtu.
Dalam acara istimewa itu, Mikha mengenakan tiga busana pengantin. Pertama, kebaya nasional rancangan desainer Vera Anggraini berwarna perak kebiruan, senada dengan panorama laut yang menjadi latar lokasi pernikahannya.
Busana kedua adalah gaun putih klasik dengan potongan A-line karya Samuel Wattimena, yang sangat spesial bagi Mikha sebab busana itu merupakan milik mendiang sang ibu, Deva Sheila Malaihollo.
Sedangkan untuk gelaran resepsi pernikahan dan selebrasi after party-nya, Mikha mengenakan gaun putih dan gaun keemasan karya desainer kenamaan Jeffry Tan.
Mengenai persiapan pernikahan, Deva bercerita bahwa persiapan mereka terbilang mepet dari segi waktu. Ditambah, ia dan Mikha juga harus menyelesaikan berbagai proyek pekerjaan sambil mengurus persiapan pernikahan.
"Tapi untungnya karena dibantu oleh manajer pribadi kami masing-masing, serta tim Hilda by Bridestory, kami senantiasa bersemangat dalam menjalani proses wedding planning ini,” jelas Deva.
Ia pun mengaku merasakan banyak manfaat dari fitur-fitur di platform Bridestory seperti direktori vendor, Wedding Checklist, Bridestory Store, dan Bridestory Deals, dalam merencanakan pernikahannya.
“Meski disibukkan dengan berbagai aktivitas, Deva dan Mikha adalah pasangan calon pengantin yang komunikatif dan sangat kooperatif, sehingga merencanakan pernikahan mereka merupakan sebuah pengalaman yang menyenangkan dan penuh kesan," ujar wedding planner dan organizer dari Hilda by Bridestory, Gisela Setyawan.
