Irwansyah patut bangga karena kehadiran dua anak didiknya pada partai puncak di Istora Senayan, merupakan akhir dari penantian panjang laga "All Indonesia Final" tunggal putra yang terakhir kali terjadi 15 tahun lalu pada edisi turnamen 2008.
"Saya bangga karena memang ini semua untuk Indonesia. Alhamdulillah biasanya hal ini terjadi di sektor ganda putra. Bersyukur banget meski beda sektor tapi rasanya ini sangat bangga," kata Irwansyah.
Sebagai pelatih, Irwansyah hanya berusaha memberikan arahan dan ilmu terbaik yang ia miliki kepada semua atlet-atletnya. Bahkan ia tidak memberikan tekanan agar anak didiknya bisa lebih nyaman dalam menjalani pertandingan.
Baca juga: Jadwal final Indonesia Masters 2023: tuan rumah pastikan satu gelar juara, berikut susunan pertandingannya
Baca juga: Indonesia Masters 2023: Perjuangan keras antar Leo/Daniel tumbangkan Hoki/Kobayashi
Jika akhirnya Jonatan dan Chico bertemu di babak final, maka hasil itu menjadi pencapaian atletnya berkat kedisiplinan dan fokus berlatih yang mereka tanamkan sejak lama, katanya.
Jonatan melangkah ke partai puncak turnamen BWF Super 500 itu seusai mengalahkan wakil China, Shi Yu Qi, dengan skor 21-13, 15-21, 21-19, Sabtu. Lalu dua partai berselang, giliran Chico ikut menyusul rekannya setelah mengatasi perlawanan wakil Hong Kong, Ng Ka Long Angus lewat permainan tiga gim.
Rekor pertemuan antar rekan senegara yang biasanya jamak terjadi pada nomor ganda putra, kini akhirnya turut dialami tunggal putra yang juga menjadi wakil tim tuan rumah.
Namun Irwansyah tidak akan mendampingi kedua atletnya di lapangan. Meski begitu ia akan tetap memantau Chico dan Jonatan agar bisa menjadi bahan evaluasi yang bertujuan memperbaiki kekurangan pemain.
"Saya tetap menyaksikan pertandingan mereka untuk bahan evaluasi lagi. Meski dua-duanya pemain saya, saya juga harus tetap melihat kekurangan dan kelebihan mereka untuk ke depannya," pungkas Irwansyah.
Baca juga: Hasil pertandingan wakil Merah Putih di babak semifinal Indonesia Masters 2023