Warsawa (ANTARA) - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan pada Selasa (21/2) bahwa demokrasi di seluruh dunia menjadi lebih kuat setelah Rusia meluncurkan serangan atas Ukraina hampir setahun lalu.
Biden juga memastikan Washington bersama sekutu-sekutunya terus mendukung Kiev.
Sehari setelah melakukan kunjungan kejutan ke Kiev, Biden berulang kali menekankan pentingnya demokrasi dan kebebasan dalam pidato yang disampaikan di taman Istana Kerajaan di Warsawa.
Biden menyatakan Ukraina tidak akan pernah menjadi kemenangan bagi Rusia.
Pidato Biden dibacakan beberapa jam setelah pidato kenegaraan Presiden Rusia Vladimir Putin yang tertunda lama, yang menunjukkan ia tidak akan mengakhiri perang dan mengatakan Moskow akan menunda partisipasinya dalam perjanjian New START.
Perjanjian itu satu-satunya pakta pengendalian senjata nuklir yang tersisa dengan AS, serta pesan terakhir Putin kepada Washington telah meningkatkan ketegangan antara dua negara terhadap konflik di Ukraina.
Biden yang berpidato tiga hari sebelum peringatan satu tahun invasi Rusia, menyebut nama Putin beberapa kali dan mengatakan bahwa demokrasi di dunia berkembang lebih kuat, bukan melemah. Namun para otokrat dunia menjadi lebih lemah, bukan lebih kuat.
Baca juga: Kunjungi Ukraina jelang setahun invasi, Joe Biden janjikan bantuan lagi
Baca juga: G7 kecam Rusia, janji akan jatuhkan lagi sanksi ekonomi
Dia menegaskan dukungan AS terhadap Ukraina tidak akan goyah dan menambahkan bahwa NATO tidak akan terpecah dan lelah.
“Ambisi Presiden Putin atas tanah dan kekuasaan akan gagal, dan kecintaan rakyat Ukraina terhadap negara mereka akan menang,” ujar Biden di hadapan ribuan hadirin.
Ia menambahkan demokrasi di dunia akan menjaga kebebasan hari ini, esok dan selamanya.
Meski Putin menyatakan sanksi Barat tidak memiliki dampak pada perekonomian negaranya, presiden AS mengatakan akan mengungkapkan langkah sanksi tambahan bagi Moskow yang akan diumumkan akhir pekan ini oleh Washington dan sekutunya.
Biden tidak menyinggung mengenai penangguhan perjanjian persenjataan, tetapi berusaha mendiskreditkan pernyataan Putin bahwa negara-negara Barat yang harus disalahkan sebagai pemicu meningkatnya konflik.
Biden menekankan sejumlah ihwal tentang perang yang ingin disampaikan kepada rakyat Rusia.
“AS dan negara-negara Eropa tidak berusaha mengendalikan atau menghancurkan Rusia. Barat tidak merencanakan menyerang Rusia, seperti yang Putin katakan hari ini,” kata Biden.
Menurut dia perang seharusnya tidak terjadi, dan merupakan tragedi.
“Presiden Putin memilih perang ini. Setiap hari perang berlanjut karena pilihannya,” lanjut Biden.
Biden juga menggarisbawahi kekuatan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang beranggotakan 30 negara dari Amerika Utara hingga Eropa itu lebih kuat dari sebelumnya, bertentangan dengan harapan Putin yang menginginkan perpecahan di antara negara NATO.
“AS, bersama sekutu kami dan para mitra, akan terus menyokong Ukraina dalam membela negaranya,” ujar Biden.
Ia menambahkan bahwa AS akan menjadi tuan rumah KTT NATO tahun depan dan akan memperingati 75 tahun aliansi pertahanan terkuat dalam sejarah dunia bersama para anggotanya.
Sumber: Kyodo-Oana
Berita Terkait
Akhir Perang Ukraina dalam kendali Donald Trump
14 Desember 2024 18:23
Trump kecam Ukraina karena serang Rusia dengan rudal jarak jauh AS
13 Desember 2024 12:13
PBB serukan masyarakat global cegah eskalasi konflik Ukraina
3 Desember 2024 10:17
Rusia tawari Ukraina bertukar 630 tahanan perang
28 November 2024 10:42
Rusia luncurkan rudal balistik, NATO tegaskan dukungan bagi Ukraina
27 November 2024 12:19
Pasukan Korut menyamar sebagai penduduk Rusia untuk lawan Ukraina
25 November 2024 12:12
Zelenskyy optimistis perang Ukraina akan berakhir pada 2025
24 November 2024 13:06
Amerika Serikat akan izinkan Ukraina gunakan ranjau penghambat pergerakan Rusia
21 November 2024 18:31