Koba, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung membentuk jejaring skrining layak hamil, untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan mencegah angka kematian ibu (AKI).
"Jejaring skrining layak hamil ini sangat penting untuk memudahkan koordinasi dalam mengidentifikasi persoalan kesehatan ibu hamil," kata Sekretaris Daerah Pemkab Bangka Tengah Sugianto di Koba, Selasa.
Sugianto menjelaskan, selain jejaring skrining ibu hamil juga membentuk antenatal care dan jejaring stunting.
"Sampai saat ini tercatat tujuh kasus kematian ibu hamil dari 3.291 kelahiran hidup, sedangkan prevalensi stunting menurut pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat pada 2022 tercatat 2,82 persen," jelasnya.
Sugianto mengatakan, permasalahan gizi saat ini memiliki dampak serius terhadap kualitas SDM, terutamanya dalam masalah stunting dan wasting pada balita serta masalah anemia dan kurang energi kronik) pada ibu hamil.
"Untuk mencegah dan mengatasi itu, perlu adanya intervensi spesifik pada sasaran layak hamil dan masalah stunting yang diatur mekanisme skrining layak hamil dan skrining stunting oleh rumah sakit, Puskesmas, hingga Posyandu, sebagai ujung tombak dalam melakukan penanganan tindakan kedokteran dan medis lainnya," jelasnya.
Ia berharap peran para pemangku kepentingan dalam menurunkan AKI dan stunting di Bangka Tengah.
"Dengan terbentuknya tim jejaring skrining layak hamil dan stunting, diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan tercipta generasi muda yang cemerlang," ujarnya.
Ia mengatakan, jejaring skrining layak hamil, ANC dan stunting membutuhkan kolaborasi dan koordinasi semua pihak.
"Pendekatan yang dilakukan harus multi sektor karena pada akhirnya data itu pasti akan merujuk pada data yang ada di kabupaten, meskipun pelayanannya berbeda-beda," ujarnya.