Koba, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menggalakkan program cetak sawah untuk memperkuat ketahanan pangan daerah.
"Program cetak sawah kita galakkan dan pada 2025 ditargetkan mencetak 500 hektare sawah baru," kata Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman di Koba, Senin.
Perluasan cetak sawah sangat penting untuk meningkatkan produksi gabah dan padi petani lokal sehingga tidak terjadi kerentanan pangan.
"Program cetak sawah kita fokuskan di sentra produksi padi di Desa Namang, namun tidak menutup kemungkinan di desa lainnya yang memiliki potensi yang sama," ujarnya.
Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi meningkatnya kebutuhan beras dan mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar daerah.
"Program ini bertujuan untuk meningkatkan produksi padi lokal, membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar dan menjaga stabilitas harga pangan di Bangka Tengah," ujarnya.
Pemkab Bangka Tengah memulai program ii dengan identifikasi dan survei lahan potensial yang akan digunakan sebagai sawah baru. Setelah itu, pemerintah akan melakukan pengolahan lahan, penyediaan infrastruktur irigasi, dan pemberian pelatihan kepada petani setempat.
Pemerintah daerah menggandeng TNI dalam proses cetak sawah ini melalui program kemitraan bersama yang siap membantu baik dalam aspek teknis maupun pendampingan masyarakat.
Program ini mendapatkan alokasi anggaran dari APBD Bangka Tengah dan dukungan dari Kementerian Pertanian. Selain itu, pemerintah juga akan memberikan bantuan berupa benih padi unggul, pupuk bersubsidi, dan alat mesin pertanian (alsintan) untuk mendukung produksi yang optimal.
Algafry juga mengatakan program ini bagian dari visi besar untuk menjadikan Bangka Tengah sebagai salah satu lumbung pangan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
"Ketahanan pangan adalah prioritas kami. Dengan program cetak sawah ini, kami berharap Bangka Tengah mampu mandiri pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani," ujarnya.