Manggar, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengembangkan tiga kawasan geosit yang memiliki jejak sejarah dan kebudayaan daerah.
"Tiga kawasan geosit itu kita kembangkan dengan konsep kearifan lokal, sosial dan ekonomi," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kabupaten Belitung Timur Mathur Noviansyah di Manggar, Rabu.
Ia menjelaskan, tiga kawasan geosit tersebut adalah Geosite Open Pit Nam Salu di Kecamatan Kelapa Kampit, Geosite Batu Begalang Kelubi di Kecamatan Manggar dan Geosite Pulau Buku Limau yang mewakili Geopark Maritim.
"Tiga geosit itu merupakan geosit baru yang akan direvalidasi pada UNESCO Global Geopark pada 2024," ujarnya.
Ia menjelaskan, geosit merupakan jejak penting tentang sejarah bumi yang bisa menjelaskan perkembangan kebumian (geologi), alam, makhluk hidup, serta budaya dari zaman purba hingga sekarang.
Menurut dia, ada beberapa yang menarik terkait dengan geosite yang ada yaitu tidak lagi mengutamakan geological aspect, tapi juga seluruh sendi-sendi kehidupan masyarakat baik sosial, ekonomi bahkan kearifan lokal.
"Kita mengupayakan agar seluruh unsur, baik pemerintah maupun masyarakat bisa memahami filosofi, konsep kemudian nanti benefit yang kita peroleh," ujarnya.
Kemudian kata dia kemampuan dari suatu lembaga, komunitas atau masyarakat dalam mengelola geosite di daerahnya masing-masing serta sarana dan prasarana pendukung.
"Untuk di Buku Limau sendiri, masih ada beberapa kebutuhan terkait sarana prasarana namun capaian yang sudah kita peroleh sampai hari ini, sudah cukup bisa diandalkan sebagai modal kita mengikuti revalidasi geopark pada 2024," ujarnya.
Namu kata dia, untuk menuju Global Geopark tentunya kekayaan suatu pulau harus dikembangkan secara berkelanjutan.
"Ini yang perlu kita pertahankan dan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung konsep kawasan geosit," ujarnya.