Tanjung Pandan, Belitung (ANTARA) - Hkm Seberang Bersatu, Desa Juru Seberang, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menggerakkan ekonomi masyarakat pesisir wilayah itu melalui keberadaan hutan mangrove atau bakau.
"Kami ingin mewujudkan ekonomi makro dari mangrove bagi masyarakat sekitar seperti pembuatan pupuk atau pakan ternak dari mangrove," kata Ketua Hkm Seberang Bersatu, Marwandi di Tanjung Pandan, Kamis.
Menurut dia, lokasi Hkm Seberang Bersatu seluas 757 hektare dulunya merupakan areal bekas lahan tambang timah terbuka.
Dikatakan dia, seiring berjalannya waktu dan berakhirnya kegiatan tambang masyarakat melakukan restorasi terhadap kawasan tersebut.
Ia menyebutkan, Hkm Seberang Bersatu saat ini diproyeksikan menjadi pusat penelitian, pendidikan, ekonomi, dan sosial bagi masyarakat.
Pihaknya menyambut baik kunjungan delegasi Uni Emirates Arab (UEA) beberapa waktu lalu guna meninjau rencana lokasi pembangunan International Mangrove Research Centre (IRMC) di Hkm Seberang Bersatu.
"Sehingga IRMC ini kami harapkan menjadi rumah besar untuk berbicara tentang green dan blue economy dunia," ujarnya.
Marwandi menambahkan, Hkm Seberang Bersatu telah melaksanakan sejumlah program seperti penanaman dan pembibitan tanaman mangrove.
Hkm Seberang Bersatu juga membuka donasi pelestarian mangrove dan koral bagi masyarakat guna mendukung mitigasi perubahan iklim.
"Kami juga mendapatkan bantuan mesin pengolah sampah plastik menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Bappenas RI dalam acara ASEAN Blue Economy Forum beberapa waktu lalu," katanya.
Dirinya berharap, pembangunan Internasional Mangrove Research Centre di lokasi tersebut dapat segera terealisasi sehingga memberikan dampak yang positif bagi lingkungan dan ekonomi masyarakat pesisir.
"Kami harapkan nantinya seluruh 69 jenis mangrove ada di Hkm Seberang Bersatu untuk penelitian termasuk adanya balai riset mangrove dan dari sisi ekonomi ada budidaya ikan Nila Salin karena cocok di sini," ujarnya.