Muntok (Antara Babel) - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, terus melakukan pembinaan kepada kelompok peternak di tiga desa yang mengembangkan pengolahan biogas.
"Usaha pengolahan biogas baru berjalan sekitar tiga tahun terakhir dan masih banyak mengalami kendala, kami harapkan pendampingan yang dilakukan mampu meningkatkan produksi energi," kata Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan Kabupaten Bangka Barat Sri Basuki di Muntok, Kamis.
Ia menerangkan tiga kelompok peternak yang sudah berhasil dalam pengolahan kotoran sapi menjadi energi alternatif tersebut, yaitu kelompok peternak Desa Airkuang, Pusuk, dan Penganak.
"Untuk kelompok Airkuang sudah banyak kepala keluarga yang memanfaatkan biogas untuk memasak, namun untuk dua kelompok lain masih dalam kapasitas kecil," kata dia.
Ia mengakui sampai saat ini kelompok tersebut belum mampu meningkatkan produksi biogas karena keterbatasan jumlah sapi yang dimiliki.
Untuk itu, pemkab akan berusaha memberikan bantuan sapi dan pendampingan melalui penyuluh agar produksi biogas semakin meningkat.
"Untuk kelompok di Desa Pusuk dan Penganak yang baru pada 2014 mendapatkan bantuan alat pengolahan biogas, masing-masing baru memelihara sekitar 20 ekor, jadi produksinya hanya bisa dimanfaatkan beberapa rumah," kata dia.
Seiring meningkatnya jumlah sapi, dia optimistis ke depan produksi juga semakin meningkat dan bisa dimanfaatkan keluarga lain desa tersebut, seperti yang terjadi di Desa Airkuang.
Selain masih terbatas, kata dia, para peternak juga sering kali menghadapi kendala peralatan rusak.
"Ada bagian-bagian instalasi yang mudah berkarat dan suku cadangnya harus cari di luar daerah. Ini juga salah satu kendala yang harus dicarikan jalan keluar agar masyarakat bisa optimal memanfaatkan energi tersebut," kata dia.
Melalui pendampingan dan stimulan yang diberikan, dia berharap ke depan kelompok peternak bersama warga di desa tersebut termotivasi dan semakin serius menggeluti ternak sapi.