"Baru ada 80 ekor sapi, padahal untuk mencukupi kebutuhan energi sebanyak 546 bubung rumah diperkirakan butuh minimal 280 ekor sapi," ujar Kepala Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kebupaten Bangka Barat Sidharta Gautama di Muntok, Senin.
Ia menjelaskan, untuk mencukupi kebutuhan itu diharapkan Dinas Pertanian dan Peternakan setempat lebih fokus meningkatkan populasi sapi di desa yang sudah ditetapkan sebagai desa mandiri energi itu.
Menurut dia, dengan ditetapkannya Desa Airkuang, Kecamatan Jebus, sebagai salah satu desa mandiri di Bangka Barat dan satu-satunya desa yang memiliki kluster pengembangan energi diharapkan bisa menjadi percontohan desa yang lain mengenai pengelolaan kotoran sapi menjadi energi rumah tangga di daerah itu.
"Kami minta Dinas Pertanian dan Peternakan setempat lebih fokus mengembangkan peternakan sapi di desa itu karena ketersediaan energi saat ini baru bisa dimanfaatkan sebagian warga, belum bisa menyeluruh," kata dia.
Ia mengatakan, yang memanfaatkan energi ramah lingkungan di desa tersebut baru warga yang memiliki usaha kecil dan menengah yang dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan penerangan dan energi untuk memasak seperti pengusaha tahu tempe, produsen bakso dan para petugas pengelola peternakan.
"Hasilnya cukup menggembirakan, kami targetkan dalam dua tiga tahun ke depan, seluruh kebutuhan energi di desa itu bisa dicukupi dengan energi biogas sehingga warga tidak begitu terbebani dengan tingginya harga listrik dari PLN," kata dia.
Selain mengupayakan peningkatan populasi sapi, kata dia, pemerintah melalui Kementerian Dalam Negeri juga sudah menyalurkan peralatan pendukung berupa empat unit tabung kapasitas besar.
"Kami juga akan melakukan perluasan areal peternakan dan peningkatan kemampuan para pengurus ternak agar sapi yang ada dapat berkembang biak dengan baik dan semakin meningkatkan produksi kotorannya," kata dia.
Ia mengharapkan dengan ketersediaan energi mandiri, warga desa itu bisa lebih mandiri dengan meningkatkan perekonomian keluarga melalui sektor ekonomi pendukung.
"Kebetulan desa itu memiliki potensi jeruk kunci yangbisa dikembangkan menjadi miniman kemasan dan jus segar dan diminati bukan hanya dari desa setempat namun sampai luar daerah," katanya.
Untuk meningkatkan penghasilan dari potensi perkebunan itu, kata dia, pemkab memberikan bantuan sebanyak 2.730 bibit tanaman jeruk kunci kepada seluruh warga dengan jumlah lima batang bibit per kepala keluarga.