Toboali (Antara Babel) - Nelayan tradisional Toboali mendatangi Kantor Bupati Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk menolak aktivitas tambang timah apung yang meresahkan warga pesisir di daerah itu.
"Kami siap membantu Bupati dalam penertibkan tambang inkonvesional (TI) apung ini, karena merugikan nelayan tradisional," kata salah seorang nelayan Toboali, Mang Dul di Toboali, Senin.
Ia mengatakan TI apung ini mengakibatkan hasil tangkapan ikan nelayan berkurang drastis, karena banyak terumbu karang rusak dan limbah mesin tambang itu telah mencemari laut.
"BBM, oli dan lainnya yang tumpah itu membuat ikan, udang mati. Kalau tambang ini dibiarkan berlarut-larut maka nelayan akan sulit untuk menghidupi keluarganya," katanya.
Menurut dia sebelum tambang timah beroperasi perairan ini, hasil tangkapan ikan dan udang nelayan lumayan banyak dan dapat menghidupi keluarga dan biaya sekolah anak.
"Ketika TI apung mulai beroperasi kembali, penghasilan langsung menurun drastis dan sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang mulai mengalami kenaikan," katanya.
Ketua Markas Cabang (Macab) Pemuda Panca Marga Toboali, Erwandi mendukung Bupati untuk menertibkan tambang-tambang ilegal yang beroperasi di darat dan laut.
"Kami butuh aksi nyata Bupati, tidak hanya janji-janji untuk menertibakan tambang ilegal ini," ujarnya.
Menurut dia apabila warga sipil dan nelayan dibutuhkan untuk menertibkan TI apung, maka pihaknya akan siap demi kepentingan masyarakat daerah ini.
Ia akan melaporkan ke Polda, Pangdam hingga Presiden apabila persoalan tambang ilegal ini belum tuntas.
"Semoga penertiban TI apung ini segera dilakukan oleh pemda, sesuai dengan janji Bupati," katanya.
Nelayan Toboali Datangi Bupati Tolak Tambang Ilegal
Senin, 23 Mei 2016 23:11 WIB
Kami siap membantu Bupati dalam penertibkan tambang inkonvesional (TI) apung ini, karena merugikan nelayan tradisional.