Sungailiat (ANTARA) - Dinas Pangan dan Pertanian (Dinpanpertan) Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengatakan kenaikan harga tanda buah segar (TBS) kelapa sawit petani di daerah itu juga mendorong pertambahan luas perkebunan kelapa sawit masyarakat.
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Bangka Syarli Nopriansyah di Sungailiat, Selasa, mengatakan memberikan dampak positif terhadap peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang diketahui perkebunan kelapa sawit mandiri terus bertambah.
"Hari ini harga TBS hasil panen petani mandiri hampir tembus Rp2.200 per kilogram atau Rp2.197 per kilogram," katanya. Berdasarkan data Dinpanpertan Bangka menyebut pada 10 November 2023 harga di kisaran Rp2.127 per kilogram dan terus naik, pada 12 November berada di Rp2.132 per kilogram, 15 November 2023 naik lagi ke kisaran Rp2.159 per kilogram dan pada Selasa ini di harga Rp2.197 per kilogram.
Untuk itu, katanya, pihaknya mendorong para petani sawit terus mengelola perkebunannya dengan baik agar kualitas terjaga dan mendorong harga tetap baik.
"Untuk mendapatkan produksi panen yang maksimal, saya sarankan ke seluruh petani sawit mandiri supaya menerapkan pola perawatan yang baik, pemupukan yang berimbang termasuk memilih bibit sawit yang bersertifikat saat memulai tanam," kata dia.
Dia berharap harga TBS mandiri terus naik seiring dengan naiknya harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di pasar global.
Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pangan dan Pertanian, Subhan sebelumnya mengatakan, minat masyarakat mengembangkan perkebunan kelapa sawit cukup besar dengan target pertambahan luas kebun sawit mandiri setiap tahun mencapai tiga persen dari luas kebun kelapa sawit mandiri yang sekarang mencapai luas 21 ribu hektare.
Bahkan kata Subhan, luas kebun sawit mandiri tersebut lebih luas dibanding perkebunan kelapa sawit plasma yang hanya enam ribu hektare.
"Ada beberapa jenis kelapa sawit yang mudah tumbuh baik bahkan dapat ditanam di area bekas pertambangan biji timah yang merupakan lahan tandus," katanya.