Kota Gaza, Palestina (ANTARA) - Kementerian Kesehatan di Gaza mengaku berhasil membuka kembali instalasi dialisis di Rumah Sakit Al Shifa kendati terjadi kerusakan parah akibat tentara Israel.
Meskipun ada kerusakan parah yang disebabkan oleh pasukan pendudukan (Israel) terhadap infrastruktur (rumah sakit), Kementerian Kesehatan berhasil membuka kembali layanan dialisis dengan upaya yang luar biasa, kata kementerian itu.
Mereka mendesak para pasien dialisis di Kota Gaza dan wilayah utara Gaza agar pindah ke Rumah Sakit Al Shifa untuk menerima perawatan medis.
Pada 24 November, tentara Israel menarik diri dari Rumah Sakit Al Shifa setelah menguasainya selama 10 hari dan menghancurkan sebagian besar rumah sakit tersebut, kata beberapa sumber lokal.
Pada saat itu, tentara Israel melancarkan operasi pencarian di seluruh rumah sakit itu, menuding Hamas menggunakannya sebagai pusat komando. Tuduhan itu tidak dapat dibuktikan secara meyakinkan oleh tentara Israel dan dibantah oleh Hamas.
Pada Senin malam, Qatar mengumumkan jeda kemanusiaan selama empat hari antara Israel dan Hamas diperpanjang dua hari.
Israel melancarkan kampanye militer besar-besaran di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober 2023.
Serangan Israel itu menewaskan sedikitnya 14.854 warga Palestina, termasuk 6.150 anak-anak dan lebih dari 4.000 perempuan, kata otoritas kesehatan di wilayah tersebut.
Korban tewas di pihak Israel mencapai 1.200 orang.