Tokyo (ANTARA) -
Hingga Jumat (5/1) pukul 09.00 waktu setempat (07.00 WIB), total 242 orang dilaporkan hilang di Ishikawa, seperti dilaporkan kantor berita nasional Kyodo, mengutip otoritas prefektur itu.
Pascagempa, kota pesisir Wajima yang paling terdampak parah masih menangani lebih dari 40 kasus orang yang tertimbun atau terjebak di bawah reruntuhan.
Angkatan Bersenjata Bela Diri Jepang telah meningkatkan upaya mereka dengan melibatkan sekitar 4.600 personel, yang berkolaborasi dengan pihak kepolisian dan departemen pemadam kebakaran untuk mempercepat pencarian dan memastikan keselamatan warga yang belum ditemukan.
Sebuah area dengan luas sekitar 48.000 meter persegi, setara dengan 4,5 lapangan sepak bola, hancur usai kebakaran dahsyat terjadi di pusat kota Wajima saat gempa, lapor Kyodo, mengutip perkiraan terbaru dari Otoritas Informasi Geospasial Jepang.
Pengiriman pasokan esensial masih menjadi tantangan, dengan lebih dari 10 lokasi mengalami penutupan jalan akibat tanah longsor. Selain itu, lebih dari 700 orang telantar di komunitas-komunitas yang terisolasi di seantero prefektur tersebut.
Infrastruktur di wilayah itu rusak parah dengan sekitar 30.000 rumah tangga mengalami pemadaman listrik, sementara 80.000 lainnya di 13 kota besar dan kecil mengalami gangguan pasokan air.
Saat sekitar 33.000 orang tinggal di sekitar 370 pusat evakuasi di Ishikawa, isu-isu terkait sanitasi, termasuk akses ke toilet, juga mencuat sebagai kekhawatiran yang mendesak, tunjuk sejumlah laporan media setempat
Serangkaian gempa bumi dahsyat, dengan gempa terkuat bermagnitudo 7,6, mengguncang pada Senin (1/1) di wilayah Noto, Ishikawa. Badan Meteorologi Jepang secara resmi menamainya sebagai Gempa Bumi Semenanjung Noto 2024.
Berpusat sekitar 30 km di sebelah timur-timur laut Wajima, gempa dahsyat tersebut mencatatkan intensitas maksimum 7, yang dapat membuat seseorang kesulitan untuk tetap berdiri tegak.