Pangkalpinang (ANTARA) - PT Timah Tbk bersama pemerintah daerah se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menggencarkan Program Kegiatan Menurunkan Stunting (Kemunting), guna menekan angka kasus stunting di Negeri Serumpun Sebalai itu.
"Pada tahun ini Program Kemunting ini lebih ditingkatkan lagi untuk mengentaskan stunting," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Perusahaan PT Timah Tbk Anggi Sihaan di Pangkalpinang, Rabu.
Ia mengatakan PT Timah terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di lingkar tambang, salah satunya dengan membantu mengatasi masalah stunting di wilayah operasional perusahaan sebagai bentuk dukungan perusahaan mewujudkan Indonesia Emas 2045.
"PT Timah tidak hanya fokus pada penanganan stunting, namun juga terlibat aktif dalam kampanye pencegahan stunting dengan memberikan literasi kesehatan bagi kelompok remaja dan ibu-ibu seluruh wilayah operasional perusahaan," katanya.
Ia menyatakan upaya konkret yang dilakukan Anggota Holding Industri Pertambangan MIND ID dalam penanganan stunting telah berjalan dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2023, PT Timah melaksanakan sejumlah program untuk pengentasan stunting.
Dalam menangani stunting, PT Timah melalui program tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL) melaksanakan program secara holistik. Misalnya, dari sisi pencegahan PT Timah memberikan edukasi tentang stunting yang menyasar kelompok milenial, kelompok perempuan dan kader kesehatan.
"PT Timah juga membagikan paket makanan tambahan bagi anak-anak yang diidentifikasi stunting di wilayah operasional. Biasanya kegiatan ini juga dilaksanakan bersamaan dengan mobil sehat," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat Muhamad Syafe’i Rangkuti mengatakan sosialisasi kepada para pelajar di wilayah mereka terkait stunting sangat positif.
Menurut dia, dengan kampanye yang menyasar pada remaja seperti ini diharapkan para pelajar menjadi agen perubahan dalam menanggulangi stunting. Percuma pemerintah melakukan sosialisasi dan penyuluhan, apabila remajanya sendiri tidak menjadi bagian aktif dalam misi ini.
“Program seperti ini sangat positif, apalagi objek yang menjadi peserta sosialisasi adalah anak sekolah menengah atas,” katanya.