Yogyakarta (ANTARA) - Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar menekankan pentingnya mendahulukan tabayun atau klarifikasi bagi nahdliyin atau warga NU saat menghadapi setiap permasalahan.
"Manakala PBNU melakukan (perbuatan) sesuatu (maka) datang dan tanyakan. (Jangan) belum datang sudah pengumuman," kata Miftachul Akhyar dalam pembukaan acara Konbes NU 2024 di Pesantren Al Munawwir, Krapyak, Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, mengklarifikasi atau meneliti seluruh permasalahan yang ada menjadi sebuah amanah yang ditanggung seluruh manusia terutama nahdliyin, khususnya pengurus NU secara keseluruhan.
Menurut Miftachul Akhyar, tabayun merupakan senjata untuk menaklukkan 'musuh-musuh' yang ada sehingga tanpa upaya itu maka mereka akan kalah sebelum berperang.
"'Sami'na waatha'na', di situlah Allah memberikan anugerah (yaitu) adalah perilaku ulama dulu, bahkan para nabi juga mengucapkan sami'na wa'athona (kami mendengar dan menaati)," kata dia.
Kalrifikasi, lanjut Miftachul, dapat menciptakan suasana yang kondusif sehingga dapat menjadikan kemaslahatan bagi kehidupan yang ada di dunia bahkan sampai di akhirat.
"Kalau tidak paham dan tidak mengerti temuilah, ngomong langsung sama orangnya, jangan ngomong di luar. Apalagi tidak mengerti 'juntrungan' (duduk perkara)-nya, sudah tiba-tiba menyebarkan dengan kata-kata," jelasnya.
Sebagai rujukan bagi masyarakat luas serta peran dalam menerjemahkan agama Islam, klarifikasi menjadi penting bagi nahdliyin khususnya pengurus NU
Dia mengatakan klarifikasi menjadi hal penting bagi nahdliyin, khususnya pengurus NU di berbagai sektor mana pun mengingat perannya sebagai rujukan masyarakat luas sekaligus penerjemah agama Islam.
"NU ingin menjadi mutarjim (penerjemah) semampunya. Menerjamahkan Islam yang benar, dakwah yang merangkul tidak memukul, dakwah yang membina tidak menghina. Dakwah yang mengayomi tidak menyaingi dan dakwah yang simpatik," ujar dia.