Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo memaparkan capaian Pemerintah Indonesia dalam membangun dan memperkuat infrastruktur air dalam negeri kepada para kepala negara yang hadir di Pertemuan Tingkat Tinggi World Water Forum ke-10 di Nusa Dua, Bali, Senin.
"Dalam sepuluh tahun terakhir, Indonesia telah memperkuat infrastruktur airnya dengan membangun 42 bendungan; 1,18 juta hektare jaringan irigasi; 2.156 kilometer pengendali banjir dan pengamanan pantai serta merehabilitasi 4,3 juta hektare jaringan irigasi," kata Presiden Jokowi dalam pidato pembukaan KTT World Water Forum ke-10, seperti disaksikan dalam akun YouTube Sekretariat Presiden di Jakarta, Senin.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi memaparkan sejumlah infrastruktur air yang dibangun selama 10 tahun kepemimpinannya.
Kepala Negara menyebutkan bahwa peran air yang amat penting bagi Indonesia turut dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung di Waduk Cirata, Jawa Barat, sebagai PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara.
Presiden Jokowi mengatakan bahwa peran air sangat sentral bagi kehidupan manusia. Presiden pun mengutip penelitian Bank Dunia yang memperkirakan kekurangan air dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi sampai 6 persen hingga tahun 2050.
"Kelangkaan air juga dapat memicu perang serta bisa menjadi sumber bencana. Too much water maupun too little water keduanya dapat menjadi masalah bagi dunia," kata Presiden.
Oleh karenanya, World Water Forum atau Forum Air Sedunia ke-10 ini, kata Presiden, sangat strategis untuk merevitalisasi aksi nyata dan komitmen bersama dalam mewujudkan manajemen sumber daya air terintegrasi.
Pertemuan tingkat tinggi (High Level Meeting/HLM) pada WWF Ke-10 dihadiri para pemimpin dunia, di antaranya Perdana Menteri (PM) Tajikistan Qohir Rasulzoda, Presiden Sri Langka Ranil Wickremesinghe, Presiden Fiji Ratu Wiliame Maivalili Katonivere, Wakil Perdana Menteri Malaysia Dato Sri Haji Fadillah Bin Haji Yusof, dan Wakil Perdana Menteri Papua Nugini John Rosso.
Pertemuan juga diikuti oleh Presiden World Water Council (WWC) Loïc Fauchon, Presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Dennis Francis, mantan Presiden Hungaria Janos Ader, utusan khusus Prancis Barbara Pompili, dan utusan khusus Belanda Meike van Ginneken.