Jakarta (ANTARA) -
“Sangat senang dan terharu saat pertama kali mendapat kabar film ‘Kala Nanti’ mendapatkan penghargaan, saya langsung mengabari dua pemain utama film ini, Ira dan Valen untuk mengucapkan selamat ke mereka berdua,” kata Sutradara Praditha Bilfa, dikutip dari keterangan pers yang diterima di Jakarta, Rabu.
Ia menambahkan lewat penghargaan tersebut, film ‘Kala Nanti’ akan memiliki kesempatan untuk ditonton oleh lebih banyak orang dan memantik banyak diskusi tentang bagaimana seharusnya ruang hidup yang kita huni bisa lebih inklusif dan tidak diskriminatif terhadap teman-teman difabel.
Shorts Shorts Film Festival & Asia adalah salah satu festival film pendek terbesar di Asia yang diakreditasi oleh US Academy Award.
“Kala Nanti” berhasil menyisihkan 25 karya film pendek lainnya dan dipilih sebagai pemenang oleh para juri yang terdiri dari Sharon Badal (programer festival), Hiroshi Fujioka (aktor), serta Katsuhide Motoki (sutradara).
Sementara itu, produser film “Kala Nanti” Intan Nadya Maulida menyampaikan kegembiraannya saat menerima penghargaan tersebut. Dia pun berterima kasih pada segenap pemain dan tim yang telah membantu menyukseskan film itu.
“Penghargaan ini untuk kalian, Ira dan Valen, juga untuk sutradara Praditha Blifa dan teman-teman kru lainnya. Semoga industri sinema kita, khususnya sinema Asia, bisa semakin inklusif ke depannya,” kata Nadya.
Film “Kala Nanti” mengisahkan tentang dua gadis remaja tuna netra bernama Sri dan Yanti yang berteman dekat sejak tinggal di asrama. Keduanya pun seakan tidak terpisahkan dan selalu bersama.
Suatu hari, Yanti mengumumkan rencananya untuk pindah ke luar kota demi mengejar mimpinya melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah. Hal ini membuat Sri marah dan terus mempertanyakan, apakah mereka pantas memiliki mimpi?
Menariknya, film “Kala Nanti” mendapat pendanaan oleh Dinas Kebudayaan Yogyakarta lewat Program Dana Keistimewaan (Danais) serta diproduksi oleh Aranck Project.
Ditulis oleh Praditha Blifa dan Andi F. Yahya, “Kala Nanti” diperankan oleh dua aktris tuna netra nonprofesional bernama Juliana Ira Astuti dan Scolastika Nadya Valentin.
Juliana Ira Astuti atau Ira adalah seorang penyandang tuna netra total yang aktif berkegiatan di komunitas Difalitera (Difabel Literasi) dan beberapa kali melakukan pementasan baca puisi dan musikalisasi puisi.
Sementara Scolastika Nadya Valentin atau Valen adalah seorang penyandang tuna netra low vision yang aktif tercatat sebagai atlet judo peraih medali emas ASEAN Para Games 2023 di Kamboja.
Melalui karya ini, Aranck Project membuka peluang untuk bagi siapa pun yang ingin melakukan pemutaran film “Kala Nanti” di tempat pemutaran alternatif atau komunitas.
Untuk melakukan kerja sama pemutaran film “Kala Nanti”, hubungi Aranck Project melalui email aranckproject@gmail.com.
Berita Terkait
Festival film Europe on Screen umumkan 8 film pendek untuk SFPP 2021
24 September 2021 13:12
Film pendek "Tak Ada yang Gila di Kota Ini" gabung di Jakarta Metaverse
13 September 2021 10:35
Salshabilla Adriani buat film pendek "Tak Lagi sama" bersama Yusuf Mahardika
22 Juni 2021 10:47
Yura Yunita merilis film pendek arahan sutradara Yandy Laurens
20 April 2021 09:45
Jadi trending topik, "Bu Tejo" disebut mewakili ibu-ibu Indonesia
19 Agustus 2020 11:44
Spike Lee rilis film pendek tentang kematian George Floyd
3 Juni 2020 13:32
Dewan Kesenian Bangka Barat raih penghargaan film terbaik PYFM
19 Januari 2020 14:30