Pangkalpinang (ANTARA) - PT PLN (Persero) menjadi pionir pengembangan ekosistem hidrogen di Indonesia. Pemerintah menilai, terobosan yang dilakukan ini tidak hanya mengakselerasi transisi energi, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi meyakini pengembangan hidrogen di Indonesia bakal memberikan keuntungan substansial bagi perekonomian.
"Indonesia dalam posisi yang sangat baik dalam memenuhi permintaan pasar ekspor untuk hidrogen rendah karbon di masa mendatang," kata Jodi dalam keterangan rilis yang diterima di Pangkalpinang, Kamis (20/6).
Jodi menjelaskan, dalam mengoptimalkan potensi hidrogen, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menerbitkan National Hydrogen Strategy yang menjadi peta jalan pengembangan hidrogen dalam era transisi energi.
Menurutnya, diperlukan koordinasi dan kolaborasi khususnya di regional Asia Tenggara untuk meningkatkan ekosistem hidrogen. Selain itu, diperlukan pula dukungan kebijakan untuk mendorong peningkatan produksi hidrogen oleh industri.
"Upaya-upaya ini akan memastikan PLN dapat mendorong kepemimpinan Indonesia dalam perekonomian hidrogen," tegas Jodi.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyampaikan, PLN sepenuhnya berkomitmen dalam menjalankan pengembangan hidrogen di Indonesia. Ini sejalan dengan komitmen PLN untuk mendukung transisi energi di Indonesia.
"Hidrogen merupakan salah satu pilar kunci dalam mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada 2060. PLN memandang hidrogen sebagai energi masa depan dalam mendukung upaya mereduksi emisi," ujar Darmawan.
Direktur Manajemen Pembangkitan PLN Adi Lumakso menjelaskan bahwa PLN telah membangun ekosistem green hydrogen secara end to end. PLN telah memiliki 22 Green Hydrogen Plant (GHP) dengan memanfaatkan pembangkit listrik tenaga panas bumi, pembangkit listrik tenaga surya, dan renewable energy certificate.
“Kami melihat peluang di dalam operasional perusahaan. Kami manfaatkan existing facility yang ada di pembangkit kami, kemudian kami lakukan inovasi dengan memanfaatkan 100% EBT agar bisa memproduksi green hydrogen,” ucap Adi.
Dari total 22 GHP tersebut, PLN mampu memproduksi 203 ton/tahun green hydrogen. Dimana 75 ton hidrogen ini digunakan untuk kebutuhan operasional pembangkit. Sementara, 128 ton bisa digunakan untuk mendukung kebutuhan lain, termasuk kendaraan hidrogen.
Tak hanya GHP, PLN juga telah memiliki Hydrogen Refueling Station (HRS) atau stasiun pengisian kendaraan hidrogen yang berlokasi di kawasan Senayan, Jakarta. HRS yang diresmikan pada Februari 2024 lalu menjadi HRS pertama di Indonesia.
Adi menambahkan, PLN juga terus membuka kolaborasi dengan berbagai pihak untuk melakukan pengembangan green hydrogen di Indonesia.
“Dengan berbagai potensi yang ada, kami yakin Indonesia dapat menjadi pemimpin dalam penerapan teknologi energi baru yang berkelanjutan,” pungkasnya.
Berita Terkait
Pimpin Delegasi Indonesia di COP29, Hashim Djojohadikusumo pikat pendanaan hijau EUR 1,2 miliar untuk sektor kelistrikan
14 November 2024 21:34
PLN paparkan berbagai inisiatif dan strategi pembiayaan transisi energi di COP29 Azerbaijan
13 November 2024 20:00
PLN siap dukung pemerintah capai 75 persen energi terbarukan hingga tahun 2040
12 November 2024 21:45
Disaksikan Prabowo, PLN kolaborasi sektor energi bersama China
11 November 2024 20:24
COP29, PLN dorong kolaborasi global perkuat energi hijau
10 November 2024 12:36
PLN-Polres Bangka Barat sosialisasi pengamanan kabel laut dan tower SUTT 150 kV ke masyarakat
9 November 2024 14:30
PLN resmikan "One Stop EV Charging Station" dukung green tourism di Kota Bandung
7 November 2024 11:29