Tanjung Pandang, Belitung (ANTARA) - Masyarakat Desa Sijuk, Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, melestarikan tradisi "Selamat Kampung" guna memohon perlindungan dan keberkahan dari Allah SWT.
"Tujuan dari pelaksanaan "Selamat Kampung" adalah untuk memohon dan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT," kata Tokoh Adat atau Dukun Kampung Sijuk, Bambang Irawan di Sijuk, Kamis.
Ia mengatakan, tradisi "Selamat Kampung" juga bertujuan untuk menjaga keselamatan dan memohon perlindungan atas wilayah atau kawasan tersebut dari segala macam marabahaya mulai hari ini hingga satu tahun ke depan.
Dalam pelaksanaan tradisi "Selamat Kampung" juga diisi dengan ritual "Air Cucur Sembilan".
Ritual ini dimulai pada 3 Muharam 1446 Hijriah dilaksanakan di beberapa lokasi termasuk Pantai Pesisir Batu Rakit dan berbagai perbatasan Desa Sijuk dengan desa-desa sekitarnya seperti Tanjung Tinggi, Dusun Pegarun, Sungai Padang, Pelepak Putih, dan Selumar.
“Aik Cucur Sembilan ini menggunakan media air serta daun "Neruse" dan dan daun "Ati-ati,” ujarnya.
Ia menambahkan, daun "Neruse" melambangkan spiritualitas, sementara daun "Ati-ati" mengingatkan masyarakat desa untuk selalu berhati-hati dalam kehidupan sehari-hari.
"Kami berharap melalui ritual ini Desa Sijuk dapat terhindar dari gangguan tidak kasat mata dan mendapatkan keberkahan serta keselamatan yang diharapkan," katanya.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Masdar mengapresiasi masyarakat Desa Sijuk, Kecamatan Sijuk yang terus melestarikan tradisi "Selamat Kampung" sehingga masih bertahan sampai saat ini.
"Kami mengapresiasi masyarakat Desa Sijuk, Kecamatan Sijuk yang telah melestarikan tradisi "Selamat Kampung" sampai saat ini," katanya saat menghadiri kegiatan "Selamat Kampung" di Sijuk, Kamis.
Menurut Masdar, kegiatan "Selamat Kampung" adalah sebagai upaya untuk melestarikan tradisi, adat istiadat, dan budaya Belitung.
"Kami berharap tradisi maupun adat istiadat masyarakat Belitung yang bernuansa islami seperti selamat kampung ini tidak tergerus zaman dan dapat terus dilestarikan," ujarnya.
Ia menambahkan, dalam kegiatan "Selamat Kampung" biasanya diisi dengan kegiatan pembacaan doa bersama yang dipimpin oleh dukun kampung atau tokoh adat di desa setempat.
"Sehingga melalui doa bersama ini masyarakat mendapat kebaikan, keberkahan, keselamatan, kesehatan, dan kekuatan rezeki," katanya.
Masdar berpesan, agar masyarakat dapat terus melestarikan tradisi "Selamat Kampung", sehingga tidak tergerus atau hilang ditelan kemajuan zaman.
"Kegiatan "Selamat Kampung" di dalamnya terdapat nilai-nilai positif, mempererat tali silaturahmi, dan persaudaraan antar sesama masyarakat untuk menjaga keamanan dan keberkahan lingkungan tempat tinggal," ujarnya.
Berita Terkait
Festival Serumpun Pangkalpinang hingga tradisi "Manre Sipulung"
8 September 2024 05:39
Staf Ahli: Tradisi "Manre Sipulung" sarana pemersatu masyarakat
7 September 2024 19:59
Pemkot Pangkalpinang kuatkan pemahaman budaya lokal kepada pelajar
4 September 2024 18:27
Tradisi Rebo Kasan momentum memperkuat tali persaudaraan
4 September 2024 16:18
Tim Dayung Jelajah Nusantara saksikan penampilan kesenian "Dul Mulok" Belitung
2 September 2024 18:57
Pemkab Bangka Barat fasilitasi warga Suku Jerieng gelar tradisi
26 Agustus 2024 18:32
Bangka Barat fasilitasi tradisi Sembahyang Rebut
21 Agustus 2024 22:54
Staf Ahli: Tradisi sembahyang rebut mampu mendukung kepariwisataan daerah
18 Agustus 2024 20:29