Jakarta (ANTARA) - Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri masih mendalami motif ketujuh orang pelaku penyebar teror di media sosial terkait kedatangan Paus Fransiskus ke Jakarta, apakah mereka terlibat jaringan teroris atau tidak.
"Sampai hari ini penyidik Densus masih mendalami karena ini aktivitasnya sebagian besar di media sosial," kata Juru Bicara Densus 88 Antiteror Mabes Polri Kombes Pol. Aswin Siregar di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, ketujuh pelaku penyebar teror yang ditangkap di beberapa daerah memang ingin menciptakan kegaduhan atau provokasi di media sosial atas kedatangan Paus Fransiskus ke Jakarta.
Untuk itu, kata Aswin, petugas Densus 88 Antiteror bertindak mencegah aksi yang mungkin bisa terjadi dengan mengamankan sejumlah orang yang berasal dari Bekasi, Bogor, Jakarta Selatan, Bangka Belitung, dan Sumatra Barat.
"Sesuai undang-undang tentang penanggulangan terorisme, kami upayakan dengan pencegahan sedini mungkin, seawal mungkin, setiap ancaman atau serangan teror yang akan dilakukan oleh seseorang atau kelompok," tuturnya.
Aswin mengatakan, sementara ini petugas menyita sejumlah barang yang dijadikan alat bukti dari ketujuh pelaku penyebar teror di media sosial.
Yang pasti, kata Aswin, petugas sudah berupaya menangkal aksi terorisme pada saat kunjungan Paus Fransiskus ke Jakarta dan pengamanan berjalan dengan baik.
Ia mengatakan ada beberapa barang bersangkutan yang ditemukan terkait dengan propaganda saja, seperti penggunaan logo, foto, kemudian kata-kata, karena masih sangat awal untuk pemeriksaannya.
"Logo ISIS misalnya, kemudian logo lainnya, saya kira kita merujuk kepada tanda-tanda tertentu yang biasa digunakan oleh kelompok teror salah satunya misalnya bendera-bendera," ujarnya.
Sebelumnya, Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap tujuh orang dari berbagai daerah yang diduga menyebar teror di media sosial saat kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia.
Ketujuh orang penyebar teror kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia itu ditangkap di berbagai daerah di Indonesia, ada yang dari Bekasi, Bogor, Jakarta Selatan, Bangka Belitung, dan juga Sumatera Barat.
Mereka berinisial HFP ditangkap di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 2 September, kemudian LB ditangkap di Jakarta Selatan pada tanggal 2 September, DF ditangkap pada tanggal 3 September di Bekasi.
Selanjutnya FA ditangkap di Bekasi tanggal 3 September, HS ditangkap pada tanggal 4 September di Bangka Belitung, ER tanggal 4 September di Bekasi, dan RS ditangkap pada tanggal 5 September di Sumatra Barat.
Berita Terkait
Pemkab Beltim-Densus 88 Anti Teror gelar rapat koordinasi
16 Oktober 2024 23:53
Densus 88 tangkap penyebar teror saat kedatangan Paus Fransiskus
6 September 2024 14:53
Densus 88 tangkap dua terduga teroris di Bekasi
4 September 2024 15:01
Densus 88 benarkan tangkap terduga teroris AQAP di Gorontalo
3 September 2024 13:18
Petugas Lapas Perempuan Pangkalpinang raih penghargaan dari Densus 88
19 Agustus 2024 10:38
Densus: tak ada keterkaitan tersangka terorisme di Jakbar dan di Batu
7 Agustus 2024 15:15
Densus 88 tegaskan hanya ada satu tersangka kasus terorisme di Batu
5 Agustus 2024 18:29
Tersangka terorisme di Batu beli bahan bom dengan uang orang tua
3 Agustus 2024 13:51