Koba, Babel, (ANTARA) - Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, melemah pada 2024 seiring menurunnya kontribusi pada sektor pertambangan bijih timah.
"Sektor pertambangan bijih timah yang sebelumnya menjadi andalan, mengalami penurunan kontribusi sehingga berdampak pada sektor lain seperti industri pengolahan dan perdagangan," kata Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman di Koba, Minggu.
Ia menjelaskan pertumbuhan ekonomi diperkirakan hanya mencapai 0,5 hingga 1 persen, jauh menurun dibandingkan pertumbuhan 5,16 persen pada 2023.
Algafry Rahman mengakui adanya perlambatan ini dan menyatakan bahwa penurunan di sektor pertambangan menjadi tantangan bagi daerah.
Ia menekankan pentingnya diversifikasi ekonomi, khususnya dengan meningkatkan sektor pertanian dan perkebunan, sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan pada pertambangan.
Sebagai langkah konkret, Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah telah membina 25.325 UMKM yang mayoritas bergerak di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan.
Program seperti sertifikasi halal, fasilitasi akses permodalan dan pelatihan manajemen terus digalakkan untuk mendorong pertumbuhan UMKM sebagai penopang perekonomian daerah.
"Meskipun menghadapi tantangan perlambatan ekonomi, pemerintah daerah tetap berkomitmen untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan melalui diversifikasi sektor ekonomi dan penguatan peran UMKM dalam perekonomian daerah," ujarnya.