Koba, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengambil langkah lebih proaktif untuk mencegah dan menekan angka putus sekolah.
"Di antara langkah proaktif yang kita lakukan adalah mendirikan sekolah baru untuk tingkat SMP dan juga SMP terbuka untuk kalangan siswa usia 13 hingga 18 tahun," kata Kepala Dinas Pendidikan Bangka Tengah Sihombing di Koba, Rabu.
Selain itu, Dinas Pendidikan Bangka Tengah juga sudah meluncurkan program Gerakan Penuntasan Identifikasi Putus Sekolah (GETAS ITULAH) yang menargetkan penurunan angka putus sekolah di seluruh desa/kelurahan pada 2025.
Kemudian membentuk Satgas Pencegahan dan Penanganan Anak Putus Sekolah yang melibatkan organisasi perangkat daerah, camat, kepala desa dan tokoh masyarakat.
"Satgas ini bertugas melakukan intervensi konkret berdasarkan data riil anak putus sekolah dalam tiga tahun terakhir, dengan melibatkan pemerintah desa dan pihak sekolah," ujarnya.
Menurut dia, faktor utama yang mempengaruhi angka putus sekolah di daerah ini antara lain dampak pandemi COVID-19 dan kondisi ekonomi yang memaksa anak-anak membantu keluarga dalam pekerjaan seperti berkebun, melaut, atau menambang.
"Upaya kolaboratif antara pemerintah daerah, sekolah, dan masyarakat diharapkan dapat mengurangi angka putus sekolah dan meningkatkan kualitas pendidikan," ujarnya.
Berikut angka anak putus sekolah dalam kurun waktu 2020 hingga 2023 berdasarkan data Dinas Pendidikan Bangka Tengah.Sementara data 2024 belum dirilis dinas terkait.
Tingkat SMP/MTs pada 2020 sebanyak 96 siswa, 131 pada 2021, sebanyak 132 pada 2022 dan 77 siswa pada 2023 dengan total kurun waktu 2020 hingga 2023 sebanyak 436 siswa yang putus sekolah di tingkat SMP/MTs.
Sedangkan angka putus sekolah untuk tingkat SD/MI pada 2020 hingga 2023 yaitu sebanyak 31 orang pada 2020, sebanyak 59 orang pada 2021, sebanyak 57 orang pada 2022 dan pada 2023 terdapat sebanyak 28 orang.