Sungailiat (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengembangkan pelayanan gawat darurat perairan sebagai upaya membantu akses pelayanan kesehatan masyarakat tanpa memandang lokasi geografis.
"Pengembangan pelayanan gawat darurat perairan atau bagi masyarakat pesisir sejalan dengan prinsip cakupan kesehatan 'universal health coverage'," kata Penjabat Sekda Kabupaten Bangka Thony Marza di Sungailiat, Jumat.
Ia mengatakan, Kementerian Kesehatan pada 2023 mencatat angka kejadian gawat darurat di kawasan pesisir meningkat 23 persen sejak 2018, 65 persen di antaranya terkait dengan kecelakaan laut dan penyakit akut lainnya.
"Mengembangkan sistem tanggap darurat di wilayah perairan dengan memperluas peran Public Safety Center (PSC) 119 yang selama ini fokus untuk pelayanan masyarakat di wilayah darat," kata dia.
Berdasarkan data Bappeda Kabupaten Bangka, panjang pantai daerah setempat sekitar 186 kilometer serta luas laut yang diperkirakan kurang lebih 196.003 hektare atau 40 persen dari total wilayah.
Berdasarkan data geografis tersebut, nampak potensi kegawatdaruratan laut di Kabupaten Bangka masih tinggi.
Kepala UPTD PSC 119 Bangka Fitria mengatakan siap merespons setiap laporan warga yang mengalami kondisi darurat di perairan.
"Layanan ambulans laut ini diberikan secara cuma-cuma. Setelah penanganan awal dilakukan di atas kapal, pasien akan dibawa ke darat dan dipindahkan ke ambulans darat untuk selanjutnya dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat," kata dia.
Ia menjelaskan petugas melakukan tindakan medis pertolongan pertama kepada korban melalui ambulans laut, kemudian korban dibawa ke darat dan ditransfer ke ambulans darat untuk mendapatkan perlakuan medis lanjutan di fasilitas kesehatan terdekat.
Layanan ini diharapkan menjadi solusi sekaligus memperluas cakupan penanganan darurat medis di Kabupaten Bangka.
Pelaksana Tugs Kepala Dinas Kesehatan Bangka Nora Sukma Dewi menjelaskan ambulans laut beroperasi di wilayah kerja Puskesmas Kenanga, Sinar Baru, dan Belinyu.
Ambulans laut tersebut memiliki kecepatan maksimum hingga 20 knot, kapasitas bahan bakar 25 liter dengan jarak tempuh hingga delapan jam.
Selain itu, armada dilengkapi tenaga medis terdiri atas satu dokter, dua perawat, dan satu nakhoda.
"Ambulans laut dapat digunakan jika terjadi insiden kegawatdaruratan di laut," kata Nora.
