Pangkalpinang (Antara Babel) - Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (hnsi) Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung meminta Dinas Kelautan dan Perikanan setempat segera menertibkan kapal cantrang karena keberadaannya sangat merugikan nelayan tradisional di daerah itu.
"Kami banyak menerima laporan dan keluhan nelayan perihal keberadaan kapal-kapal cantrang yang beroperasi di perairan di daerah ini," kata Ketua HNSI Kota Pangkalpinang, Dedi, Kamis.
Ia menjelaskan, kapal cantrang yang menggunakan pukat harimau atau trawl menguras segala jenis ikan di wilayah penangkapan ikan nelayan tradisional.
"Alat tangkap ikan kapal cantrang jelas merugikan nelayan dan lingkungan di laut, apalagi trawl atau pukat harimau ini juga merusak terumbu karang," ujarnya.
Menurut dia alat tangkap trawl atau pukat harimau dapat mengurangi populasi ikan, karena anak-anak ikan juga terjaring oleh alat tangkap ilegal itu.
"Kami berharap pemerintah daerah segera mengambil tindakan tegas. Jangan sampai nelayan mengambil tindakan anarkis kepada nelayan luar yang menggunakan kapal cantrang itu," ujarnya.
Ia mengatakan saat ini hasil tangkapan ikan nelayan sudah sangat jauh berkurang, apalagi kondisi cuaca di perairan yang masih tidak bersahabat untuk aktivitas penangkapan ikan.
"Saat ini banyak nelayan yang enggan untuk melaut karena gelombang tinggi yang disertai angin kencang," ujarnya.
Berita Terkait
HNSI Babel: Penghapusan kredit macet tingkatkan kesejahteraan nelayan
10 November 2024 15:55
HNSI Bangka kembangkan program internet murah anak nelayan
9 September 2024 20:16
HNSI Bangka imbau nelayan utamakan keselamatan kerja
10 Juli 2024 09:21
HNSI Bangka dirikan layanan bantuan keselamatan nelayan
27 Juni 2024 15:04
HNSI Bangka ingatkan nelayan waspadai cuaca buruk
25 Juni 2024 16:10
PT Timah-HNSI Bangka Berdayakan Kelompok Nelayan
13 September 2023 12:03
Sektor pertambangan membantu tingkatkan kesejahteraan nelayan
2 September 2023 09:30
HNSI Bangka tanam dua ribuan bibit bakau di kawasan pesisir
1 September 2023 19:03