Manggar, Babel (ANTARA) - Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kembali mengusulkan tokoh pejuang asal Belitung, H.A.S. Hanandjoeddin sebagai pahlawan nasional.
Wakil Ketua DPRD Bangka Belitung sekaligus Wakil Ketua TP2GD Bangka Belitung Beliadi di Manggar, Minggu, mengatakan usulan ini merupakan lanjutan dari proses sebelumnya yang telah diajukan pada 2018 dan 2022.
"Kami telah menggelar rapat koordinasi bersama TP2GD Belitung dan Belitung Timur. Tahun ini, pengusulan kembali dilakukan dengan kelengkapan dokumen yang lebih baik," kata Beliadi.
Menurut dia, sejumlah syarat yang belum terpenuhi pada pengajuan sebelumnya akan segera dilengkapi, termasuk biografi, jejak perjuangan, dan dukungan dari berbagai pihak.
“Kami akan berkonsultasi langsung dengan Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) untuk memastikan semua syarat terpenuhi sebelum kembali diajukan ke pemerintah pusat,” ujarnya.
Ia mengatakan, salah satu dokumen pendukung yang tengah disiapkan adalah surat pernyataan dari 17 kepala desa di Trenggalek yang menguatkan peran H.A.S. Hanandjoeddin dalam perjuangan kemerdekaan di wilayah tersebut.
H.A.S. Hanandjoeddin lahir di Sungai Samak, Kabupaten Belitung. Ia tercatat aktif dalam Badan Keamanan Rakyat (BKR) Malang, yang kemudian menjadi Divisi III Jawa Timur. Pada Oktober 1945, ia bergabung dengan BKR Udara Malang yang kemudian berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR), dan dipercaya sebagai pelaksana teknis lapangan.
Pada Januari 1946, menjabat sebagai Komandan Pertahanan Teknik Udara Pangkalan Bugis. Di masa itu, ia berhasil memperbaiki pesawat pengebom Shoki (Ki-48) dan menyerahkan pesawat Cukiu kepada Sekolah Penerbangan Darurat di Yogyakarta. Atas jasanya, maka dianugerahi pangkat Opsir Muda III (Letnan Muda Udara) oleh Komodor Udara Soerjadi Soerjadarma.
Saat Agresi Militer Belanda I pada 1947, Hanandjoeddin bersama tim teknik berhasil menyelamatkan 15 pesawat dari Pangkalan Udara Bugis. Ia kemudian dipercaya sebagai Komandan Pertempuran Sektor I dan II di Front Malang Timur.
Pada Agresi Militer Belanda II tahun 1948, Hanandjoeddin kembali memimpin pasukan di Sektor Watulimo. Setelah Pangkalan Udara Campurdarat dikuasai Belanda, ia ditunjuk menangani pertahanan AURI sebagai Wakil Danlanud Campurdarat.
HAS Hanandjoedin juga pernah menjabat sebagai Bupati Belitung ke delapan pada 1967 hingga 1972. Namanya kini diabadikan sebagai nama Bandar Udara H.A.S. Hanandjoeddin di Tanjung Pandan, Belitung.
"Melihat dari jejak perjuangan Hanandjoedin, maka sangat layak diangkat menjadi pahlawan nasional sebagai bentuk penghargaan atas jasanya dalam membela tanah air," ujarnya.