Koba, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengoptimalkan pelaksanaan Program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) sebagai langkah strategis menekan angka stunting di daerah itu.
“Program ini merupakan langkah nyata untuk menurunkan angka stunting di Bangka Tengah,” kata Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman saat membuka Rembuk Stunting di Koba, Kamis.
Rembuk Stunting yang dihadiri seluruh kepala OPD, camat, lurah, dan kepala desa itu mengusung tema Perkuat Kolaborasi, Satukan Aksi, Wujudkan Generasi Bangka Tengah Bebas Stunting.
Algafry menyebutkan, prevalensi stunting di Bangka Tengah sempat turun dari 21,2 persen pada 2022 menjadi 18,2 persen pada 2023. Namun, angka itu kembali naik menjadi 21,2 persen pada 2024.
“Pencapaian 2023 patut diapresiasi, tetapi kenaikan pada 2024 menjadi alarm bagi kita semua. Perlu kerja keras dan sinergi untuk mencapai target nasional 18,8 persen pada 2025,” ujarnya.
Menurut Algafry, melalui Rembuk Stunting pemerintah daerah berupaya memperkuat komitmen bersama serta menyusun kebijakan lebih efektif untuk menurunkan angka stunting di Bangka Tengah.
Kepala Dinas Kesehatan Bangka Tengah Zaitun, menambahkan program Genting mendorong partisipasi aktif masyarakat melalui pola asuh dan pemenuhan gizi seimbang bagi balita.
"Setiap orang tua asuh diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi anak-anak berisiko stunting agar tumbuh kembang mereka optimal,” katanya.
Ia juga menyebutkan, pemerintah daerah akan memperkuat pembentukan orang tua asuh dan meningkatkan kualitas posyandu serta pemantauan rutin tumbuh kembang balita.
“Dengan kolaborasi pemerintah dan masyarakat, kami optimistis Bangka Tengah bisa mencapai target penurunan stunting sesuai arahan pemerintah pusat,” ujar Zaitun.
