Washington (Antara Babel) - Para aktivis hak-hak sipil, Sabtu waktu AS,
bersumpah akan terus berjuang mempertahnkan hak pilih dan keadilan hukum
selama Donald Trump menjadi presiden dalam demonstrasi sepekan sampai
presiden terpilih asal Partai Republik itu dilantik Jumat pekan depan.
Sekitar
2.000 demonstran yang sebagian besar kulit hitam mengabaikan hujan
untuk berpawai dekat Martin Luther King Jr. Memorial di Washington, di
tengah seruan pada koordinator lapangan untuk memperjuangkan hak-hak
minoritas dan undang-undang pelayanan kesehatan yang ditandatangani
Presiden Barack Obama namun berusaha dicabut kembali oleh Trump.
Pendeta
sekaligus aktivis Al Sharpton yang juga penyelenggara demonstrasi serta
pemimpin hak-hak sipil, menyatakan Demokrat di Kongres perlu
mengirimkan sinyal yang jelas dengan tidak menjadi pengecut.
"Kita
bergerak diiringi hujan karena kita ingin bangsa ini paham bahwa apa
yang sudah diperjuangkan dan didapatkan, adalah yang Anda lebih perlukan
ketimbang satu Pemilu untuk membalikkannya," kata Al Sharpton.
Trump
menang berkat platform politiknya yang populis, antara lain janji
membangun tembok pemisah di perbatasan Meksiko-AS, membatasi imigran
dari negara-negara muslim dan mencabut Obamacare.
Keputusannya
memilih Senator Jeff Sessions dari Alabama menjadi jaksa agung telah
membangkitkan kekhawatiran kaum kiri bahwa Trump hendak melemahkan hak
pilih kelompok minoritas dan menghentikan reformasi peradilan kriminal.
"Kita
akan terus maju sampai neraka beku, dan ketika itu terjadi, kita akan
maju di atas es," kata Cornell William Brooks, presiden dan kepala
eksekutif Asosiasi Nasional untuk Pemajuan Rakyat Kulit Berwarna.
Unjuk
rasa ini juga diikuti kelompok Hispanik La Raza, para politisi,
keluarga Afro-Amerika korban kekerasan polisi, Liga Urban Nasional,
Keluarga Berencana dan Kampanye HAM yang merupakan kelompok pembela
hak-hak LBGT, demikian Reuters
Ribuan Orang Demonstrasi Anti-Pelantikan Donald Trump
Minggu, 15 Januari 2017 16:45 WIB