Pangkalpinang (ANTARA) - Badan Mutu Kementerian Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan nilai ekspor produk perikanan selama Triwulan III 2025 sebesar Rp128 miliar atau menurun Rp30 miliar dibandingkan triwulan sebelumnya Rp158 miliar.
"Penurunan nilai ekspor perikanan ini turun karena harga produk perikanan pasar global yang turun," kata Kepala Badan Mutu KKP Kepulauan Babel Dedy Arief Henriyanto di Pangkalpinang, Selasa.
Ia mengatakan secara nilai dan volume ekspor produk perikanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selama Triwulan III Tahun 2025 mengalami penurunan, sementara secara frekuensi ekspor ke berbagai negara tujuan mengalami peningkatan.
"Biasanya ekspor perikanan dua kali lipat dan triwulan III tahun ini hanya satu kali lipat saja," ujarnya.
Menurut dia, nilai dan volume ekspor produk perikanan ini diperkirakan akan kembali mengalami peningkatan pada Triwulan IV tahun ini, karena meningkatnya permintaan dari pasar China pada musim dingin tahun ini.
"Biasanya memasuki musim dingin, pasar China akan berbelanja untuk disimpan sebagai persiapan musim dingin nanti," katanya.
Ia menyatakan jenis ikan yang paling banyak diekspor adalah mayong, udang dengan tujuan ekspor ke Malaysia dan cumi dengan tujuan ekspor Australia.
"Dalam meningkatkan ekspor perikanan di Kepulauan Babel, kami telah menandatangani kerja sama dengan 59 negara dan dalam perjanjian kerja sama tersebut telah disepakati produk perikanan harus mengikuti sistem penjamin mutu," katanya.
"Kami terus membina, mengedukasi dan melatih pelaku usaha untuk terus meningkatkan kualitas mutu perikanan ini, untuk meningkatkan ekspor perikanan tangkap, budidaya dan produk olahan perikanan di daerah ini," ujarnya.
