Sungailiat (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), menerapkan penanganan sampah berbasis swadaya di permukiman masyarakat guna menciptakan lingkungan yang bersih, nyaman, dan sehat.
"Penanganan sampah secara swadaya atau berbasis masyarakat supaya dalam penanganan memberikan manfaat bagi masyarakat dan ramah lingkungan," kata Bupati Bangka Fery Insani di Sungailiat, Selasa.
Dengan cara swadaya, kata dia, dapat memotivasi masyarakat di permukiman sadar tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, sehingga dapat pula mengurangi sampah di lingkungan masyarakat.
"Volume sampah akan terus meningkat dan menjadi persoalan tersendiri kalau tidak segera ditangani, sementara saya melihat masih rendah kesadaran masyarakat menjaga kebersihan," ucap Bupati Fery Insani.
Teknis penanganan sampah swadaya, kata dia, dilakukan melalui kelompok masyarakat di lingkungan masing-masing supaya lebih mudah dalam pengelolaan.
Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bangka, volume sampah di Kota Sungailiat rata-rata mencapai 50 ton lebih per hari.
Fery Insani menilai sampah dapat memberikan manfaat positif jika ditangani atau dikelola dengan benar, seperti untuk sampah organik dapat menjadi bahan pupuk organik, sedangkan pupuk non-organik sebagian dapat diolah menjadi bahan kerajinan yang bernilai.
Sementara Kepala DLH Kabupaten Bangka Ismir Rahmaddinianto mengatakan dalam mengelola sampah secara berkelanjutan diperlukan inovasi efektif.
"Kesadaran warga untuk memilah dan mengurangi sampah plastik sangat penting. Kami mendorong setiap desa memiliki program inovatif sesuai karakteristik lingkungannya," kata Ismir Rahmaddinianto.
Kota Bangka ke depan, lanjut dia, diharapkan menjadi daerah yang bersih, sehat, dan nyaman, bagi masyarakat dengan pendekatan inovatif dan partisipatif.
