Para pengamat bintang bertepuk tangan saat mereka memasuki kegelapan
Minggu, ketika bulan lewat di depan matahari dalam gerhana spektakuler
"cincin api".
Para astronom dan penyuka astronomi di Argentina
termasuk di antara yang menyaksikan apa yang disebut sebagai gerhana
annular saat peristiwa alam itu melintasi Amerika Selatan sesaat setelah
pukul 1200 GMT, dalam perjalanan ke Afrika.
Menggunakan teleskop
khusus, kaca mata pelindung, atau perangkat lubang jarum kardus buatan
sendiri, mereka menyaksikan matahari sesaat menghilang hampir seluruhnya
ketika bulan melintas di jalurnya.
Gerhana itu paling terlihat di sepanjang jalur Chile, Argentina, Angola, Zambia dan Republik Demokratik Kongo.
Sekitar
300 pengamat bintang berkumpul di lokasi terpencil dekat kota
Sarmiento, titik di bagian selatan Argentina di mana gerhana hanya
meninggalkan cincin terang di langit gelap.
Beberapa penonton membunyikan "erkes", terompet panjang tradisional Amerika Selatan.
"Saya
sudah menyaksikan enam gerhana annular dan masing-masing berbeda," kata
Josep Masalles Roman, penggemar astronomi yang datang jauh-jauh dari
Barcelona di Spanyol.
Tontonan itu kemudian berlanjut ke Angola selatan, di kota Benguela, kemudian Zambia dan Kongo sebelum matahari terbenam.
Di
ibu kota Angola, Luanda, sedikit yang tampaknya menyadari kejadian luar
biasa di langit, tapi mereka yang mengetahuinya sempat menyaksikan
gerhana sekitar 15 menit dari 1630 GMT.
"Ini pertama kalinya saya
menyaksikan fenomena ini -- Saya benar-benar senang," kata pengamat
bintang Providencia Luzolo. "Hanya saja saya tidak bisa menyaksikannya
dengan baik karena itu membuat mata saya sakit."
Cincin Api
Gerhana matahari annular terjadi ketika Bumi, bulan dan matahari sejajar.
Namun
bahkan ketika mereka sejajar sempurna, bulan terlalu jauh dari Bumi
untuk sepenuhnya menutupi matahari, sehingga menciptakan kesan cincin
berapi.
Terry Moseley dari Irish Astronomical Association memperingatkan penonton supaya tidak menyaksikan gerhana itu dengan mata telanjang.
Menurut Astronomical Society of Southern Africa
(ASSA), gerhana seperti itu bisa lebih aman disaksikan menggunakan
proyektor lubang jarum dasar, yang dibuat dengan membuat lubang kecil
pada kertas menggunakan pensil, dan digunakan dengan memegangnya ke arah
matahari dan memproyeksikan gambarnya pada lembar kedua.
Sela
dedaunan di pohon juga punya efek yang sama di tanah menurut situs ASSA,
yang menyebutnya sebagai cara aman paling keren untuk menyaksikan
gerhana matahari.
"Karena sekitar 90 persen matahari tertutupi,
kau akan merasakan dengan jelas penurunan suhu dan keterangan, dan
perubahan dalam kualitas cahaya yang sulit digambarkan," kata Moseley
kepada kantor berita AFP.
Di puncak gerhana, bulan tepat berada di tengah matahari, menyisakan cincin cahaya sempurna.
Butuh
sekitar dua jam bagi bulan untuk bergerak melintasi wajah matahari,
tapi puncak "cincin api" hanya berlangsung dalam satu menit.
Bermula
di tenggara Samudra Pasifik saat matahari terbit, gerhana bergerak
menuju bagian selatan Chile kemudian Argentina sebelum melintasi
Atlantik Selatan.
Di laut, puncak gerhana berlangsung 44 detik
dan "hanya kelihatan dari kapal yang kebetulan berada di tempat yang
tepat pada waktu yang tepat," kata Moseley.