Jakarta (Antara Babel) - Konsumsi lebih banyak sayuran dan buah-buahan
dapat menurunkan risiko terkena stres, terutama pada perempuan, menurut
sebuah studi dalam jurnal BMJ Open.
Dalam studi itu, peneliti
dari University of Sydney di Australia menemukan bahwa orang-orang yang
mengonsumsi tiga hingga empat porsi sayuran atau buah-buahan per hari,
12 persen lebih rendah mengalami stres ketimbang mereka yang samasekali
tak mengonsumsi salah satu atau kedua makanan itu.
Sementara
itu, bila orang-orang menambah porsi sayuran atau buah-buahannya,
menjadi 5-7 porsi, maka peluang terkena stres bisa turun hingga 14
persen. Pada perempuan bahkan risikonya bisa menurun 23 persen.
Kendati begitu, konsumsi lebih dari tujuh porsi buah dan sayuran setiap hari tidak berhubungan dengan penurunan risiko stres.
Temuan
ini peneliti dapatkan setelah menganalisis 60.404 laki-laki dan
perempuan, yang menjadi bagian dari sebuah studi skala besar - Sax
Institute' 45 dan Up Study di Australia.
Mereka lalu mengukur
asupan buah dan sayuran para partisipan pada tahun 2006, 2008 dan 2010,
serta tekanan psikologis yang mereka alami menggunakan kuesioner yang
menilai gejala kecemasan dan depresi.
"Konsumsi buah dan konsumsi
sayuran dapat membantu mengurangi prevalensi tekanan psikologis pada
orang dewasa setengah baya dan lebih tua. Namun, hubungan antara
konsumsi kedua makanan itu dan kejadian tekanan psikologis memerlukan
penyelidikan lebih lanjut," ujar salah satu peneliti, Binh Nguyen.
Stres
umumnya ditandai dengan hadirnya rasa marah dan cemas. Kondisi ini bisa
berdampak buruk bagi kesehatan fisik penderitanya. Studi menunjukkan
stres kronik (berkepanjangan) meningkatkan risiko obesitas, tekanan
darah tinggi, penyakit jantung dan diabetes. Demikian seperti dilansir
Medical News Today.
Stres? Coba Konsumsi Buah dan Sayuran
Jumat, 17 Maret 2017 9:52 WIB
Konsumsi buah dan konsumsi sayuran dapat membantu mengurangi prevalensi tekanan psikologis pada orang dewasa setengah baya dan lebih tua. Namun, hubungan antara konsumsi kedua makanan itu dan kejadian tekanan psikologis memerlukan penyelidikan lebih