Jakarta (Antara Babel) - Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir mengatakan
pemerintah Myanmar percaya pada pendekatan inklusif yang ditawarkan
Indonesia untuk menyelesaikan konflik horizontal antara muslim Rohingya
dan umat Buddha di Negara Bagian Rakhine.
"Myanmar percaya dengan pendekatan inklusif kita, dan kami akan
siapkan program agar teman dari negara lain bisa masuk untuk membantu,"
kata Fachir usai melakukan rapat gabungan tentang pembangunan Rumah
Sakit Indonesia di Rakhine di Istana Presiden, Jakarta, Jumat,
Menurut Fachir, Indonesia sejak awal mendorong pemerintah Myanmar
untuk melaksanakan pembangunan masyarakat yang inklusif di Rakhine, dan
Indonesia siap untuk membantu upaya tersebut.
"Kami dari awal mengatakan ini masalah kemanusiaan, di samping kita
punya tanggung jawab kemanusiaan, kita juga punya kapasitas untuk
memberikan itu," kata dia.
Bukti dukungan Indonesia untuk menyelesaikan konflik di Rakhine
melalui pembangunan inklusif antara lain pendirian empat sekolah
Indonesia untuk umum di Sittwe dan Maungdaw, dan sepuluh kontainer
bantuan kemanusiaan yang berisi keperluan logistik sehari-hari.
"Sekarang selain dari sekolah, nanti dari rumah sakit, kami ada program untuk community development, terdiri dari pendidikan, kesehatan, dan ekonomi sehari-hari, bahkan bisa untuk disaster management juga sudah kami siapkan," ujar Fachir.
Khusus untuk Rumah Sakit Indonesia di Rakhine, Wamenlu mengatakan
pembangunannya akan dimulai pada April dan ditargetkan selesai akhir
2017.
Rumah Sakit Indonesia tersebut akan memiliki dua lantai yang dibangun di Mrauuk-U dengan biaya sekitar Rp18 miliar.
Nantinya, rumah sakit itu dapat melayani sekitar dua ribu warga,
baik muslim maupun buddhis di Rakhine dengan fasilitas 18 kamar rawat
inap dan peralatan kesehatan senilai Rp12 miliar.
Total dana sebesar Rp30 miliar yang diperlukan untuk pembangunan
rumah sakit itu berhasil dihimpun dari PMI sebesar Rp10 miliar, MER-C
Rp10 miliar, dan donatur lain Rp10 miliar.
Myanmar Percaya Pada Pendekatan Inklusif Indonesia Untuk Rakhine
Jumat, 17 Maret 2017 16:43 WIB
Myanmar percaya dengan pendekatan inklusif kita, dan kami akan siapkan program agar teman dari negara lain bisa masuk untuk membantu,