Hong Kong (Antara Babel) - Carrie Lam Cheng Yuet-ngor terpilih menjadi
pemimpin eksekutif Hong Kong selanjutnya dalam pemungutan suara Minggu.
Mayoritas
warga kota berpenduduk 7,3 juta orang itu tidak ambil bagian dalam
memutuskan pemimpin mereka, yang dipilih dari tiga kandidat oleh 1.200
anggota Komite Pemilihan dalam pemungutan suara yang berlangsung mulai
pukul 09.00 waktu setempat di Hong Kong Convention and Exhibition
Center.
Lam, yang akan menjadi perempuan pemimpin eksekutif
pertama ketika menduduki jabatannya pada 1 Juli, memenangi 777 suara,
terpaut jauh dari pesaing terketatnya, bekas sekretaris keuangan John
Tsang Chun-wah, yang hanya mengumpulkan 365 suara. Kandidat ketiga,
pensiunan hakim Woo Kwok-hing, cuma mendapay 21 suara.
Di luar
tempat pemungutan suara terjadi beberapa perkelahian terjadi antara
pemrotes dan kontingen besar polisi, yang menggunakan barikade besi
untuk menjauhkan demonstran dari lokasi.
Para aktivis mencela
"campur tangan" Beijing di tengah meluasnya laporan mengenai lobi ke
pemilih untuk mendukung Lam, daripada Tsang, melantunkan "Saya ingin hak
pilih universal" ketika hasilnya diumumkan.
"Kebohongan,
pemaksaan, pemutihan," demikian tulisan dalam satu spanduk protes. Satu
spanduk kuning besar menyerukan demokrasi sepenuhnya digantung dari
puncak Lion Rock menghadap ke kota itu.
"Pemerintah pusat mengintervensi lagi dan lagi," kata Carmen Tong, mahasiswa 20 tahun. "Ini sangat tidak adil."
Sementara
itu, ratusan pendukung Lam melambaikan bendera China dan bersorak sorai
di dalam dan luar tempat pemilihan setelah kemenangan Lam.
Sejak
Hong Kong kembali ke pangkuan China pada 1997, Beijing secara bertahap
meningkatkan kontrolnya terhadap kota itu meski China menjanjikan
kebebasan luas dan otonomi tidak diizinkan di China di bawah formula
"satu negara, dua sistem", bersama dengan janji hak pilih universal.
Banyak
pihak, termasuk oposisi demokrat, khawatir Lam akan melanjutkan
kebijakan ketat petahana pro-Beijing Leung Chun-ying, sosok
kontroversial yang memerintahkan penembakan gas air mata ke arah
demonstran pro-demokrasi tahun 2014 dan tidak terlihat membela otonomi
Hong Kong atau nilai-nilai intinya.
"Dia tidak punya pondasi kuat, atau apakah dia akan berbulan madu setelah terpilih," kata ilmuwan politik Ivan Choy.
"Tapi
apakah dia akan lebih lanjut membagi masyarakat kita masih harus
menunggu dan melihat apa yang dia lakukan, apakah dia akan melanjutkan
pendekatan Leung," katanya sebagaimana dikutip kantor berita Reuters.
Carrie Lam Terpilih Menjadi Pemimpin Baru Hong Kong
Minggu, 26 Maret 2017 16:25 WIB