Berlin (Antara Babel) - Menteri luar negeri Iran, Mohammad Javad Zarif,
Senin, meminta Eropa menggunakan pengaruhnya untuk mempromosikan dialog
di Teluk Persia setelah Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir dan Bahrain
memutuskan hubungan dengan Qatar awal bulan ini.
Menyalahkan Iran atau Qatar karena "terorisme" adalah usaha yang
dilakukan oleh negara-negara itu untuk menghindari tanggung-jawab atas
kegagalan mereka dalam menangani tuntutan rakyat mereka sendiri, katanya
dalam sebuah pidato di ibu kota Jerman di mana ia mengusulkan mekanisme
baru keamanan regional untuk negara-negara Teluk.
"Suatu hari Iran, kemudian Qatar," katanya. "Itu adalah upaya
untuk menghindari tanggung jawab, lepas dari pertanggungjawaban atas hal
yang sangat mendasar ... kegagalan sistem negara untuk mengatasi, untuk
menanggapi tuntutan penduduknya. "
Presiden Iran Hassan Rouhani telah menyuarakan dukungan untuk Qatar
dalam konfrontasinya dengan pesaingnya, Arab Saudi, dan negara
sekutunya yang menuduh Qatar mendukung militan Islam, sebuah tuduhan
yang dibantah Qatar.
Pekan lalu empat negara Arab, yaitu Saudi Arabia, Uni Emirat Arab
(UEA), Mesir dan Bahrain, telah mengirimkan 13 tuntutan kepada Qatar,
termasuk penutupan televisi Al Jazeera dan mengurangi kedekatan hubungan
dengan Iran, sebagai syarat untuk mengakhiri krisis di kawasan
tersebut.
Tuntutan tersebut disampaikan sebagai upaya untuk mengakhiri
krisis di Teluk Arab setelah empat negara tersebut memutuskan hubungan
dengan Qatar dengan tuduhan mendukung kelompok teroris.
Qatar, negara yang mempunyai kebijakan politik lebih terbuka,
termasuk menjalin hubungan dekat dengan Iran, serta mendukung gerakan
Ikhwanul Muslimin di Mesir, telah menimbulkan kekhawatiran bagi negara
Arab lainnya, terutama Saudi Arabia yang masih konservatif.
Tuntutan lainnya adalah menutup pangkalan militer Turki di Qatar.
Qatar juga dituntut agar mengumumkan secara resmi hubungan mereka
dengan gerakan teroris, serta kelompok militan lainnya, termasuk
Ikhwanul Muslimin, ISIS, al Qaeda, Hezbullah dan Jabhat Fateh al Sham.
Namun sejauh ini Qatar selalu membantah tuduhan keempat negara
yang sejak 5 Juni lalu memutuskan hubungan diplomatik serta hubungan
ekonomi dengan Qatar.
Keempat negara tersebut memberikan waktu sepuluh hari kepada
Doha untuk memberikan jawaban, tapi tidak ada penjelasan lebih lanjut
jika 13 tuntutan tersebut tidak dipenuhi oleh Qatar.
Sementara itu Qatar mengaku sedang meninjau daftar tuntutan yang
diajukan oleh empat negara Arab yang memberlakukan boikot terhadap
negara Teluk kaya itu, namun mengatakan bahwa daftar tersebut tidak
masuk akal atau tidak dapat ditindaklanjuti.
Pernyataan tersebut mengatakan bahwa Menteri Luar Negeri AS Rex
Tillerson, baru-baru ini telah meminta Arab Saudi dan negara lainnya
untuk membuat daftar keluhan yang masuk akal dan dapat ditindaklanjuti.
"Daftar ini tidak memenuhi kriteria tersebut," katanya dilansir Reuters.
Iran Desak Eropa Bantu Promosikan Dialog di Teluk Persia
Senin, 26 Juni 2017 22:40 WIB