New York (Antaranews Babel) - Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif pada Minggu menolak anggapan bahwa negaranya bertanggung jawab atas peningkatan acaman terhadap konsulat Amerika Serikat di Kota Basra, Irak.
"Tentu saja kami punya pengaruh di Irak tapi itu tidak berarti kami mengendalikan orang-orang di Irak, seperti Amerika Serikat tidak mengendalikan orang-orang di negara-negara yang memiliki hubungan baik dengannya," kata Zarif dalam acara "Fareed Zakaria GPS" di CNN.
Zarif menambahkan bahwa peringatan baru-baru ini terhadap pemerintah Iran Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dan penasihat keamanan nasional Gedung Putih John Bolton adalah langkah yang tidak produktif.
"Pompeo dan Bolton, daripada membuat ancaman-ancaman yang tak ada kaitannya dan tidak akan memberikan hasil positif, perlu memperhatikan kebijakan-kebijakan mereka sendiri," kata Zarif.
Amerika Serikat pada Jumat mengumumkan akan secara efektif menutup konsulatnya setelah ada peningkatan ancaman dari Iran dan kelompok militan dukungan Iran, termasuk melalui tembakan roket.
Ketika menjelaskan langkah tersebut, Pompeo kembali memperingatkan bahwa Amerika Serikat akan menganggap Iran bertanggung jawab secara langsung atas serangan apa pun terhadap warga dan sarana-sarana diplomatik AS.
"Sudah saya jelaskan, Iran harus mengerti bahwa Amerika Serikat akan secara cepat dan tepat mengambil tindakan atas serangan-serangan seperti itu," kata Pompeo dalam pernyataan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Bahram Qasemi mengatakan, Sabtu, penutupan konsulat itu merupakan langkah "yang tidak bisa dibenarkan dan tidak perlu diambil".
Menurut Reuters, Qasemi mengatakan Iran mengecam serangan apa pun terhadap diplomat ataupun kantor diplomatik, menurut laman Kementerian Luar Negeri Iran.