Yerusalem (Antara Babel) - Tentara Israel pada Rabu (28/6) menembak mati
seorang pria Palestina bersenjata, yang menembaki selama penyerbuan
untuk mengungkap persembunyian senjata di kota jajahan Hebron, Tepi
Barat, demikian laporan militer Israel, Kamis.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina memastikan kematian
pria tersebut, namun belum bisa memberikan penjelasan lebih lanjut
terkait jatidirinya.
Militer Israel mengeluarkan gambar senjata otomatis darurat tergeletak di tanah, yang mereka sebut milik pria yang ditembak.
Selama ini tentara Israel sering melakukan patroli dan pencarian
senjata dan pihak yang menganggunya di daerah Palestina, sekaligis
menangkap tersangka dan mencari peluru.
Gelombang serangan jalanan Palestina yang dimulai pada Oktober 2015
telah berkurang dalam beberapa bulan terakhir, namun belum berhenti,
demikian laporan kantor berita Reuters.
Sedikit-dikitnya 254
warga Palestina dan satu warga Yordania tewas sejak gelombang kekerasan
sporadis dimulai pada 2015 di Israel dan wilayah Palestina.
Israel mengatakan, setidak-tidaknya 172 dari yang tewas adalah
pelaku pembunuhan, penusukan, penembakan, atau serangan dengan
menabrakkan mobil. Sisanya tewas pada saat bentrokan dan unjuk rasa.
Tiga puluh tujuh warga Israel, dua turis Amerika dan seorang mahasiswi Inggris juga tewas dalam kekerasan tersebut.
Israel mengatakan bahwa pemimpin Palestina telah menghasut warganya
untuk melakukan kekerasan. Namun pihak berwenang Palestina, yang
menjalankan pemerintahan sendiri di wilayah Tepi Barat, menyangkal
tuduhan tersebut dengan mengatakan bahwa keputusasaan atas pendudukan
Israel terhadap tanah warga Palestina untuk mendirikan sebuah negara
adalah penyebabnya.
Perundingan damai antara pihak-pihak terkait yang diperantarai AS,
terhenti pada 2014. Warga Palestina ingin mendirikan negara merdeka di
wilayah Tepi Barat, Gaza dan Yerusalem Timur, wilayah yang direbut
Israel pada Perang Timur Tengah 1967.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bertekad mencapai
"kesepakatan bersejarah" di antara kedua pihak. Utusannya bertemu dengan
pemimpin Israel dan Palestina pada pekan lalu, berusaha memerantarai
perundingan kembali namun tidak ada tanda kapan mereka dapat benar-benar
memulai perundingan itu.
Berita Terkait
Hamas sebut sandera tewas di Gaza akibat gencarnya serangan Israel
24 November 2024 13:10
PBB keluhkan Israel yang hanya izinkan sepertiga bantuan masuk Gaza
23 November 2024 17:16
Iran sambut baik setiap langkah untuk akhiri impunitas rezim Israel
23 November 2024 15:32
Kepresidenan Palestina kutuk hak veto AS
21 November 2024 11:13
Menag serukan perjuangan kolektif bela hak Palestina
19 November 2024 13:39
Potret Timur Tengah: Pengungsi Palestina di Jalur Gaza bertahan hidup
18 November 2024 13:33
Prabowo nyatakan dukungan RI perkuat pasukan perdamaian di Palestina
18 November 2024 09:10