Gorontalo (Antara Babel) - Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Moch Riyadi menyebutkan
gempa tekntonik 5,9 SR yang terjadi di Gorontalo merupakan jenis gempa
menengah akibat aktivitas subduksi Laut Sulawesi.
Hal ini sesuai dengan hasil analisis BMKG yang menunjukkan bahwa
gempa bumi di lokasi tersebut memiliki mekanisme persesaran naik (thrust
fault), katanya dalam rilis yang diterima di Gorontalo, Sabtu malam.
Hingga pukul 19.28 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan.
Dia mengatakan gempa ini tidak berpotensi tsunami.
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh
oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya.
Gempa terjadi pada Sabtu, 15 Juli 2017 pukul 19.12.21 WIB.
Hasil analisis terkini BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi berkekuatan 5,9 SR.
Episenter terletak pada koordinat pada 0,45 LU dan 122,07 BT, atau
tepatnya di laut pada jarak 111 km arah barat daya Gorontalo pada
kedalaman 115 km.
Dampak gempa dirasakan di daerah Bone Bolango, Kota Gorontalo, Buol Toli Toli dan Luwuk.
Guncangan terasa cukup kuat hingga banyak warga berlarian keluar rumah.
(T.D015/S027)
Gempa Gorontalo Akibat Aktivitas Subduksi Sulawesi
Sabtu, 15 Juli 2017 23:19 WIB