Naypyitiaw (Antara Babel) - Myanmar dan Bangladesh, Selasa, sepakat untuk
bekerja sama memulangkan para pengungsi Rohingya kembali ke Myanmar.
Kedua negara juga setuju mengambil langkah untuk meningkatkan
pengamanan perbatasan di tengah hubungan yang memburuk antara kedua
negara tetangga terkait gelombang pengungsi dari Myanmar yang terus
mengalir ke Bangladesh.
Jumlah warga Muslim Rohingnya yang telah mengungsikan diri dari
Myanmar sejak 15 Agustus telah mencapai lebih dari 600.000 orang. Ketika
itu, serangan-serangan pemberontak Rohingya memicu tindakan militer
oleh tentara Myanmar, yang disebut Perserikatan Bangsa-bangsa sebagai
pembersihan etnis.
Dalam pertemuan di ibu kota negara Myanmar, Naypyitiaw, yang
dihadiri oleh menteri dalam negeri Myanmar Letnan Jenderal Kyaw Swe dan
mitranya dari Bangladesh, Asaduzzaman Khan, kedua negara menandatangani
perjanjian menyangkut kerja sama keamanan dan perbatasan.
Kedua pihak juga sepakat untuk "menghentikan aliran warga Myanmar
ke Bangladesh," serta "membentuk kelompok kerja bersama," kata Tin
Myint, sekretaris permanen pada kementerian dalam negeri Myanmar setelah
pertemuan tersebut.
"Setelah kelompok kerja bersama, verifikasi, kedua negara telah
sepakat untuk mengatur berbagai langkah agar orang-orang ini bisa
kembali ke tanah air mereka dengan selamat dan terhormat serta dalam
keadaan aman," kata Mostafa Kamal uddin, sekretaris pada kementerian
dalam negeri Bangladesh.
Para pejabat itu tidak memberikan keterangan rinci soal
langkah-langkah yang akan diambil oleh pihak berwenang terkait
pemulangan kembali. Mereka menambahkan bahwa sebagian besar diskusi yang
berlangsung pada pertemuan itu diarahkan pada masalah perjanjian kerja
sama perbatasan dan keamanan, yang telah lama dalam proses pembuatan.
Tin Mying mengatakan kedua negara sepakat untuk "mengembalikan
keadaan normal di Rakhine guna memungkinkan para warga Myanmar yang
kehilangan tempat tinggal kembali dari Bangladesh secepat mungkin."
Ia juga mengatakan bahwa Myanmar telah mengirimkan daftar para
tersangka yang telah melarikan diri ke Bangladesh. Myanmar telah meminta
pihak berwenang Bangladesh untuk melakukan penyelidikan dan
mengembalikan para tersangka ke Myanmar.
Ribuan pengungsi terus mengalir menyeberangi sungai Naf yang
memisahkan negara bagian Rakhine di Myanmar barat dan Bangladesh dalam
beberapa hari terakhir ini, kendati Myanmar mengatakan operasi militer
telah berakhir pada 5 September.
Amerika Serikat mengatakan, Senin, pihaknya sedang mempertimbangkan
sejumlah tindakan sebagai tanggapan terhadap perlakuan Myanmar atas
kalangan warga minoritas Muslim Rohingya.
Sementara para pejabat pada Selasa mengatakan bahwa pertemuan
berlangsung secara bersahabat, ketegangan antara kedua negara masih
tinggi. Bangladesh bulan lalu menuduh Myanmar berkali-kali melanggar
wilayah udaranya dan memperingatkan negara tetangganya itu bahwa
"tindakan provokatif" akan "ada konsekuensi yang tidak seharusnya".
Ratusan orang di Rakhine pada Minggu berunjuk rasa untuk mendesak
pemerintah Myanmar agar tidak mengembalikan warga Rohingya, demikian
Reuters melaporkan.
Myanmar, Bangladesh Sepakati Pemulangan Pengungsi Rohingya
Rabu, 25 Oktober 2017 10:02 WIB
Setelah kelompok kerja bersama, verifikasi, kedua negara telah sepakat untuk mengatur berbagai langkah agar orang-orang ini bisa kembali ke tanah air mereka dengan selamat dan terhormat serta dalam keadaan aman,