Muntok (Antara Babel) - Kepala Bagian Ekonomi Pembangunan Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung, Ahmad Yahya mengungkapkan kerja sama antardaerah yang dilakukan tahun lalu belum menumbuhkan ekonomi masyarakat di daerah itu.
"Kesepakatan bersama antara Bupati Bangka Barat dengan Bupati Banyuasin, Sumatera Selatan setahun lalu belum terasa manfaatnya bagi masyarakat karena kerja sama dalam banyak sektor tersebut belum mendapat respons yang bagus dari instansi terkait," ujarnya di Muntok, Jumat.
Ia menjelaskan, kerja sama tersebut memiliki peluang positif bagi pemkab dan masyarakat Bangka Barat, apalagi saat ini Pelabuhan Tanjung Apiapi sudah dioperasikan yang memperpendek jarak tempuh penyeberangan antara dua daerah yang dipisahkan Selat Bangka tersebut.
"Singkatnya waktu tempuh Sumatera-Bangka bisa menjadi peluang bagi Kabupaten Bangka Barat dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang dimiliki, seperti sektor jasa, pariwisata, perdagangan, perikanan dan kelautan, perkebunan dan lainnya," kata dia.
Ia mencontohkan, kebutuhan sembilan bahan pokok (sembako), ternak dan barang-barang kebutuhan rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Pulau Bangka banyak yang dipasok dari Pulau Sumatera.
"Jumlah penduduk Pulau Bangka sudah terpantau dan bisa diperkirakan banyaknya kebutuhan bahan -bahan tersebut, sementara Kabupaten Bangka Barat merupakan pintu gerbang utama masuknya bahan tersebut dari Pulau Sumatera. Posisi strategis harus lebih jeli dimanfaatkan, misalnya dengan membuka pergudangan di sekitar pelabuhan," kata dia.
Dari sektor itu saja, kata dia, akan membawa dampak positif bagi ekonomi masyarakat di sekitarnya, selain membuka peluang lapangan kerja, jasa transportasi dan tentunya pendapatan daerah akan meningkat.
Selain jasa dan perdagangan, kata dia, sektor pariwisata juga diyakini akan semakin menggeliat jika dikelola dengan baik dengan memanfaatkan potensi alam dan wisata sejarah dan budaya yang dimiliki.
"Wisata sejarah dengan ikon Pesanggrahan Menumbing dan Kota Muntok sebagai lokasi pengasingan pejuang kemerdekaan RI pada masa penjajahan Belanda, Museum Timah, keanekaragaman budaya khususnya budaya Melayu-China, merupakan potensi yang harus terus dikembangkan dengan memperbaiki dan membangun fasilitas berbagai infrastruktur pendukung agar lebih bersaing," kata dia.
Selain fokus pada objek wisata unggulan, kata dia, wisata pendukung berbasis sumber daya alam juga bisa menjadi alternatif agar wisatawan tidak jenuh di ujung barat Pulau Bangka tersebut, seperti wisata pantai, petualangan alam, kuliner dan lainnya.
Menurutnya, dua contoh sederhana itu jika dioptimalkan diyakininya akan membawa dampak positif bagi masyarakat setempat dan akan memotivasi tumbuhnya ekonomi kerakyatan dalam berbagai sektor.
"Tidak hanya ekonomi masyarakat yang semakin menggeliat, namun pendapatan asli daerah juga akan terus meningkat jika instansi terkait fokus dalam menindaklanjuti kerja sama antardaerah yang sudah dilakukan lebih dari setahun tersebut," kata dia.
Berita Terkait
Upaya tingkatkan PAD melalui parkir, Pemkot Pangkalpinang studi tiru ke Pemkab Tuban
5 Oktober 2024 12:43
Pemkab Belitung Timur kembangkan website desa
4 Oktober 2024 22:21
Belitung-Bulgaria jajaki kerja sama di tiga sektor unggulan
4 Oktober 2024 19:19
Belitung luncurkan program "Brokoli" untuk kontrol inflasi
4 Oktober 2024 16:44
Pemkab Bangka utus 65 peserta ke MTQH XIII Provinsi Babel
4 Oktober 2024 16:38
Bangka Tengah tingkatkan peran TKPKD untuk entaskan kemiskinan
3 Oktober 2024 14:33