Jakarta (Antaranews Babel) - Duta Besar RI untuk Brunei Darussalam, Dr. Sujatmiko mengharapkan para pengusaha Indonesia dapat membangun jejaring dengan para importir atau distributor Brunei karena daya beli masyarakat di negara tetangga itu relatif tinggi.
"Ukuran pasar Brunei yang hanya sekitar 400 ribu penduduk mungkin dianggap kecil bagi pengusaha Indonesia, tapi jangan lupa bahwa daya beli masyarakat Brunei lebih tinggi daripada Indonesia," katanya dalam sambutan pada pembukaan pameran Magnificent Indonesia 2018 seperti dikutip dalam keterangan tertulis KBRI Bandar Seri Begawan yang diterima di Jakarta, Jumat.
Pameran yang diselenggarakan KBRI di Times Square Shopping Center, Bandar Seri Begawan, dan dibuka pada Kamis, merupakan bagian dari rangkaian kegiatan HUT Ke-73 Kemerdekaan RI.
Hadir untuk membuka pameran secara resmi Deputi Menteri Energi, Tenaga Kerja dan Perisndutrian Brunei, Dato Seri Paduka Awang Haji Matsetejo bin Sokiaw. Selain itu, pembukaan pameran juga diikuti oleh para pejabat Provinsi Sumatera Barat, termasuk istri gubernur, beberapa bupati dan walikota dari Solok, Padang Pariaman, Pesisir Selatan, Pasaman Barat, Agam dan Tanah Datar.
Tahun ini pameran yang berlangsung pada 30 Agustus hingga 2 September secara khusus mengangkat potensi Provinsi Sumatera Barat baik produk seperti songket dan kerajinan khas maupun potensi pariwisata. Selain itu pameran juga mempromosikan produk busana, kecantikan, makanan, perkakas, peralatan mobil dan promosi pendidikan tinggi Institut Teknologi Bandung.
"Melalui pameran dagang ini saya berharap pengusaha Indonesia tidak hanya berpromosi dan berjualan tapi juga menjalin networking dengan para importir dan distributor," kata Dubes Sujatmiko.
Pameran itu, yang dimeriahkan dengan tarian dan atraksi penari berlenggak-lenggok di atas pecahan piring, diisi dengan penayangan film pendek tentang Indonesia, demo masak, demo make-up dan demo tutorial hijab.
Brunei Darussalam yang bersama Indonesia merupakan dua negara yang tergabung dalam Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) memliki GNP per kapita 30.000 dolar AS.