Paser, Kalimantan Timur (Antaranews Babel) - Wakil Ketua MPR, Mahyudin, menyatakan, kelompok kriminal bersenjata yang terlibat dalam insiden penembakan di Kabupaten Nduga, Papua, hingga menewaskan banyak korban pekerja konstruksi PT Istaka Karya (Persero), tidak mewakili masyarakat Papua.
"Kelompok kriminal ini mengatasnamakan rakyat Papua. Kita tidak bisa bilang bahwa mereka mewakili rakyat Papua. Mereka ingin mengadu-domba masyarakat," ungkap Mahyudin, di acara Sosialisi Empat Pilar MPR, di Desa Batu Kajang, Kecamatan Batu Sopang, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur.
Lebih lanjut Mahyudin mengatakan kelompok itu juga bukan orang yang ingin Papua merdeka dan memisahkan diri dari NKRI.
"Mereka adalah kriminal bersenjata. Mereka tidak punya wilayah. Mereka tidak punya rakyat. Kelompok ini hanya pengacau," katanya.
Pada masa Orde Baru berkuasa, mereka disebut sebagai Gerakan Pengacau Kampung.
"Dari mana mereka memperoleh senjata? Pasti ada yang mensuplai dan memprovokasi kelompok ini dengan tujuan mengadu-domba. TNI dan Polri harus menangkap KKB ini dan mengadili sesuai hukum," katanya.
Dalam konteks kebangsaan (Empat Pilar), dia berharap, dengan otonomi khusus maka terjadi keadilan sosial di Papua.
"Agar rakyat Papua juga harus merasakan kesejahteraan yang sama dengan masyarakat daerah lain di Indonesia dalam ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan lainnya," ucapnya.
Jiwa nasionalisme itu bisa lahir jika ada keadilan sosial. Ketika ada ketidakadilan maka muncul kecemburuan. "Perlu pembangunan yang merata di seluruh Indonesia," kata dia.