Jakarta (Antara Babel) - Kharisma Bung Karno laksana abadi meskipun telah
puluhan tahun sejak ketiadaannya namun namanya seperti terus terkenang
sepanjang zaman.
Raja bergelar penjaga dua kota suci Salman bin Abdul Aziz Al-Saud
misalnya menjadi salah satu tokoh yang terkenang akan Bung Karno.
Presiden RI pertama ini rupanya menorehkan kenangan khusus tersendiri bagi Salman.
Salman yang pernah berjumpa dengan Bung Karno saat usianya masih 20
tahun itu tidak bisa melupakan kenangannya saat bertemu dengan sang
pemimpin besar revolusi Indonesia.
Maka kunjungan ke Indonesia baginya ibarat nostalgia untuk bisa
mengenang negeri seorang pria yang selalu berapi-api ketika menyampaikan
pidato.
"Saya teringat Soekarno selalu menyebutkan Saudara-Saudara setiap
kali berpidato," kata Raja Salman kepada Presiden Jokowi seperti
disampaikan oleh Kepala Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat
Presiden Bey Machmudin.
Harap maklum sebab siapapun bakal menjadi Soekarnois ketika membaca
kisah Bung Karno. Maka tak heran jika seseorang yang pernah bertemu
hampir pasti akan selalu terkenang.
Bung Karno memang sulit untuk dilupakan, maka wajar ketika Raja
Salman berusaha mencari jejak-jejak yang tertinggal di negeri orang yang
dirindukannya itu.
"Mana cucu Soekarno?" Tanya Raja Salman, maka Puan Maharani pun rela mendekat beberapa kali untuk menjumpainya.
Putri Soekarno
Sebagai bentuk penghormatan negara terhadap Raja Salman, maka
Presiden Joko Widodo mengundang salah satu putri Bung Karno, Megawati
Soekarnoputri, ke Istana di sela acara kunjungan Salman di Istana
Kepresidenan Jakarta.
Maka pada kesempatan itulah, Raja Salman dapat bertemu dengan putri
Soekarno yakni Megawati sekaligus cucunya, Puan Maharani.
Pertemuan yang berlangsung selama kurang lebih 15 menit tersebut
berlangsung di Istana Merdeka bersama dengan Presiden Joko Widodo dan
juga Puan Maharani dalam suasana yang akrab dan bersahabat.
Setelah pertemuan, Puan Maharani mengungkapkan bahwa Raja Salman
mengapresiasi atas penyambutannya oleh Pemerintah Indonesia.
"Saya merasa bahwa sambutan Presiden Joko Widodo kepada Raja Arab
Saudi apalagi bisa bertemu dengan anak dan cucu Presiden Soekarno ini
merupakan suatu bentuk sejarah yang semakin erat dengan Arab Saudi,"
ujar Raja Salman sebagaimana dikatakan Puan.
Ada cerita unik menurut Raja Salman terkait hubungan antara Raja Arab Saudi terdahulu dengan Presiden Soekarno.
Puan Maharani mengatakan, belum diketahui dengan jelas siapa Raja
Arab Saudi yang pernah berkunjung ke Indonesia dan bertemu dengan
kakeknya itu.
Namun Puan menceritakan, Presiden Soekarno sempat membuatkan tempat tidur khusus untuk Raja tersebut.
"Jadi menceritakan bahwa waktu itu Raja Saudi ada yang bertemu
dengan Bung Karno, ini yang tadi kita bicara nggak tahu Raja Saudi yang
mana, bahwa Raja Faisal atau Abdullah. Kemudian pada kesempatan itu raja
yang mau datang ke Jakarta karena tinggi besar sekali nggak ada tempat
tidur yang cukup, nah Bung Karno selaku arsitek membuat tempat tidur
khusus untuk raja tersebut, rajanya lupa, sepanjang dua meter. Sekarang
tempat tidur itu ada di Istana Bogor," ujar Puan.
Dan akhirnya pada kunjungannya ke Indonesia, Raja Salman dapat
bertemu secara khusus dengan anak dan cucu dari Presiden Soekarno.
"Ini menunjukkan bukti bahwa hubungan antara Arab Saudi dengan
Indonesia, Soekarno dengan Raja Faisal sangat erat, saya tentu saja
menyempatkan diri untuk bertemu anaknya Bung Karno untuk melanjutkan
hubungan ini," ucap Raja Salman seperti diungkapkan oleh Puan Maharani.
Haji Akbar
Jadi siapakah Bung Karno bagi Arab Saudi? Jelas bahwa sang pemimpin besar revolusi itu adalah seorang haji akbar.
Ia menunaikan ibadah haji pada 1955 dengan ritual inti haji tepat
jatuh pada hari Jumat ketika itu sebagai hari suci bagi umat Islam.
Maka ia pun mendapatkan gelar haji akbar dan mendapatkan tambahan
nama "Ahmad" di depan namanya meskipun Bung Karno tetap sungkan
menggunakannya.
Sejarah Arab Saudi mencatat, perbaikan jalur antara bukit Shafa dan
Marwah adalah berkat saran Bung Karno kepada Raja setempat.
Pada 1955, pengaruh Bung Karno memang begitu besar, tidak saja di
negara-negara Asia dan Afrika, tetapi hingga ke bentang Eropa, Amerika,
bahkan Timur Tengah, termasuk Arab Saudi.
Roso Daras dalam blog pribadinya menuliskan tentang Dr. Soeharto,
dokter pribadi yang ikut serta dalam rombongan haji Bung Karno, yang
menuturkan betapa dirinya merasa beruntung.
Sebab, tidak seperti kebanyakan jemaah haji yang lain, maka Bung
Karno dan rombongan diperkenankan berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW
di areal Masjid Nabawi, Madinah. Namun faktanya Raja Arab Saudi begitu
menghormati Bung Karno.
Dalam perjalanan pulang dari Tanah Suci, kepada Dr. Soeharto dan
didengar anggota rombongan yang lain, Bung Karno sempat menyampaikan
pesan spiritualnya.
Katanya, "To" kamu hendaknya jangan mempergunakan predikat haji,
sebelum kamu betul-betul dapat mendirikan tidak sekadar menjalankan
shalat secara tertib sebagaimana yang diperintahkan.
Kehadiran Raja Salman menjadi bukti betapa penghormatan Keluarga
Kerajaan Arab Saudi terhadap trah Bung Karno seorang bapak pendiri
bangsa begitu besar.
Oleh karena itu, bangsa Indonesia semestinya berbangga pada sejarah
bangsanya yang besar dan tidak terjebak untuk mendewakan kemewahan yang
ditunjukkan pemimpin bangsa lain.
Kerinduan Penjaga Kota Suci Pada Bung Karno
Jumat, 3 Maret 2017 20:47 WIB
Saya merasa bahwa sambutan Presiden Joko Widodo kepada Raja Arab Saudi apalagi bisa bertemu dengan anak dan cucu Presiden Soekarno ini merupakan suatu bentuk sejarah yang semakin erat dengan Arab Saudi.