Manado (Antara Babel) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan kedamaian
merupakan syarat bagi suatu negara dapat meraih cita-citanya menjadi
negara maju yang makmur.
"Tidak ada negara yang maju tanpa kedamaian. Kedamaian artinya saling
menghormati, hidup rukun dengan sebaik-baiknya, saling mengamalkan
keyakinan kita secara baik," kata Wapres saat membuka Pekan Kerukunan
Nasional 2017 dan Pembukaan Global Christian Youth Conference di Sintesa
Peninsula Hotel, Manado, Minggu.
Wapres mengatakan menjaga kedamaian dan perdamaian mengutamakan persamaan dan menghormati perbedaan.
Menurut Wapres semua agama mempunyai tujuan yang sama yaitu kebaikan dan tidak ada agama yang menghendaki keburukan.
Agama-agama memiliki persamaan percaya dengan yang maha kuasa, maha
pengasih dan maha penyayang, meskipun dengan istilah dan pemahaman yang
berbeda.
Agama juga mempercayai adanya hari kemudian setelah kehidupan.
"Artinya apa, apa yang di perbuat didunia ada balasan di hari itu,"
katanya.
Untuk itu, meskipun secara ritual dan cara beribadah namun demikian saling menghormati dalam perbedaan.
Wapres mengatakan menghormati perbedaan merupakan syarat penting
untuk meraih kemajuan suatu bangsa. Toleransi, saling menghormati satu
sama lain, menghormati perbedaan.
"Walaupun tentu menghormati artinya tidak mencampuri satu sama lain
urusan internalnya, tidak mencela tapi menghormati perbedaan, itulah
akan menjadikan masa depan yang baik suatu bangsa," kata Wapres.
Wapres dalam kesempatan itu memuji Sulawesi Utara yang telah mampu
menjaga kedamaian dan kerukunan antar umat beragama, padahal tetangga di
Timur dan Selatan, sekitar sempat mengalami konflik pada 15 tahun
silam.
Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey dalam laporannya mengatakan
kehidupan masyarakat Sulut hingga saat ini berjalan rukun dan damai
meski dalam kemajemukan.
Hal ini berkat kerja nyata dan pengabdian yang tulus dari pemangku
kepentingan seperti TNI, Polri, tokoh agama, tokoh masyarakat.
Di sisi lain, menurut Olly, masyarakat hidup rukun dan damai karena
menghayati falsafah manusia hidup untuk memanusiakan yang lain.
"Kesadaran untuk senatiasa hidup berdamai dengan Tuhan, berdamai dengan
manusia, berdamai dengan diri sendiri dan berdamai dengan lingkungan,
karena kita makhluk Tuhan," katanya.
Ia mengatakan Pekan Kerukunan Nasional bukan agenda seremonial
semata, melainkan kebutuhan. Peserta dapat secara langsung kehidupan
yang rukun dan damai di Sulut sehingga dapat diadopsi daerah lain.
Wapres: Tidak Ada Negara Maju Tanpa Kedamaian
Minggu, 23 April 2017 16:57 WIB