Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Dinkes Babel) selama 2019 menangani 2.134 kasus tuberkulosis (TBC), atau masih tinggi, karena kesadaran masyarakat untuk berprilaku pola hidup sehat masih rendah.
"Kami berkomitmen mendukung program nasional eliminasi TBC pada 2030, dengan memperkuat kerja sama kemitraan dengan berbagai lintas sektor," kata Kepala Dinkes Babel, Mulyono Susanto usai menutup Workshop Sistem Informasi Tuberkulosis di Pangkalpinang, Selasa.
Ia menambahkan kasus TBC selama 2019 tercatat 2.134 kasus, dengan angka case detection rate/CDR hanya 36 persen, atau masih dibawah target yang ditentukan Kementerian Kesehatan, yaitu 49 persen.
"Kasus TBC tertinggi ditemukan di Kota Pangkalpinang yaitu 42 persen dan terendah adalah Bangka Barat sebanyak 25,06 persen," ujarnya.
Menurut dia TBC masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menjadi tantangan global saat ini. Oleh karena itu, komitmen ini harus melibatkan semua pihak, baik pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) maupun kader kesehatan yang bergerak di lapangan.
"Permasalahan utama saat ini adalah penemuan kasus yang masih rendah serta pencatatan dan pelaporan yang belum baik. Diperkirakan hanya sekitar 36 persen pasien yang telah dilakukan pelaporan dan lebih dari 60 persen kasus tuberkulosis belum tercatat dan ternotifikasi," jelasnya.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Babel, Evalusi mengatakan penemuan kasus baru TBC ini terkendala dengan pencatatan dan pelaporan kasus.
"Ada masyarakat yang melaksanakan pengobatan tuberkulosis di rumah sakit swasta, klinik, dokter praktik mandiri, maupun mantri. Dan data ini tidak tercatat di laporan petugas. Mulai sekarang, data ini harus diambil,” terangnya.
Ia mengemukakan pelayanan pemerintah-swasta berbasis kabupaten diharapkan menjadi salah satu solusi agar penemuan kasus tuberkulosis terjadi secara masif, baik dengan cara aktif maupun pasif.
"Pengobatan yang benar dan lengkap serta pencatatan dan pelaporan yang baik dengan melibatkan peran klinik dan dokter praktik mandiri merupakan kolaborasi yang baik sehingga penanganan kasus TBC dapat teratasi," tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020
"Kami berkomitmen mendukung program nasional eliminasi TBC pada 2030, dengan memperkuat kerja sama kemitraan dengan berbagai lintas sektor," kata Kepala Dinkes Babel, Mulyono Susanto usai menutup Workshop Sistem Informasi Tuberkulosis di Pangkalpinang, Selasa.
Ia menambahkan kasus TBC selama 2019 tercatat 2.134 kasus, dengan angka case detection rate/CDR hanya 36 persen, atau masih dibawah target yang ditentukan Kementerian Kesehatan, yaitu 49 persen.
"Kasus TBC tertinggi ditemukan di Kota Pangkalpinang yaitu 42 persen dan terendah adalah Bangka Barat sebanyak 25,06 persen," ujarnya.
Menurut dia TBC masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menjadi tantangan global saat ini. Oleh karena itu, komitmen ini harus melibatkan semua pihak, baik pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) maupun kader kesehatan yang bergerak di lapangan.
"Permasalahan utama saat ini adalah penemuan kasus yang masih rendah serta pencatatan dan pelaporan yang belum baik. Diperkirakan hanya sekitar 36 persen pasien yang telah dilakukan pelaporan dan lebih dari 60 persen kasus tuberkulosis belum tercatat dan ternotifikasi," jelasnya.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Babel, Evalusi mengatakan penemuan kasus baru TBC ini terkendala dengan pencatatan dan pelaporan kasus.
"Ada masyarakat yang melaksanakan pengobatan tuberkulosis di rumah sakit swasta, klinik, dokter praktik mandiri, maupun mantri. Dan data ini tidak tercatat di laporan petugas. Mulai sekarang, data ini harus diambil,” terangnya.
Ia mengemukakan pelayanan pemerintah-swasta berbasis kabupaten diharapkan menjadi salah satu solusi agar penemuan kasus tuberkulosis terjadi secara masif, baik dengan cara aktif maupun pasif.
"Pengobatan yang benar dan lengkap serta pencatatan dan pelaporan yang baik dengan melibatkan peran klinik dan dokter praktik mandiri merupakan kolaborasi yang baik sehingga penanganan kasus TBC dapat teratasi," tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020