Muntok, 18/11 (ANTARAbabel) - Petani di Desa Tuik, Kecamtan Kelapa, Kabupaten Bangka Barat, pada 6 Desember 2012 akan melaksanakan panen raya padi musim tanam tahun ini.
"Kami bersama petani setempat akan melakukan panen raya padi di atas ladang seluas 173 hektare, yang diharapkan dapat memotivasi masyarakat terus mengembangkan tanaman pangan tersebut," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bangka Barat Suhadi di Muntok, Minggu.
Ia menjelaskan, Desa Tuik, Kecamatan Kelapa, saat ini memiliki lahan sekitar 173 hektare lebih yang seluruhnya ditanam padi varietas lokal "utan antu" yang berasnya berwarna kemerahan.
"Tahun lalu jumlah produksi dari sekitar 115 hektare lahan yang ditanami mampu menghasilkan padi lebih dari 200 ton, sementara saat ini dari 173 hektare lebih, kami perkirakan produksinya jauh dari angka tersebut," ujarnya.
Suhadi memperkirakan, produktivitas padi di desa tersebut akan mampu menembus jumlah 3,6 ton per hektare gabah kering panen (GKP) atau sekitar 2,4 ton per hektare padi.
"Kami yakin produktivitas tersebut tercapai seiring meningkatnya keterampilan petani dalam mengelola lahan seperti yangsudah dianjurkan para PPL Pertanian di desa itu," ujarnya.
Ia menjelaskan, Desa Tuik yang dihuni 164 kepala keluarga (KK) tergabung dalam 13 kelompok tani, dan hanya satu KK yang tidak bercocok tanam padi karena berprofesi sebagai bidan desa.
Menurut dia, warga desa tersebut memiliki tradisi bercocok tanam padi dan lahan yang ada merupakan lahan ladang tinggalan para leluhur yang kembali digarap kemabli beberapa tahun lalu.
"Ke depan, secara perlahan kami akan memberikan gambaran kepada petani setmpat untuk memilih menanam padi varietas unggul yang diyakini mampu meningkatkan produktivitas lahan," ujarnya.
Dalam upaya tersebut, saat ini di desa tersebut sudah dibangun lahan percontohan seluas satu hektare yang ditamani padi ungul varietas Inpari4, Inpari5 dan Inpari6.
Lahan percontohan yang dikembangkan bekerja sama dengan BPTP Babel tersebut dilakukan untuk menguji tingkat adaptasi padi varietas unggul tersebut, dan percontohan perawatan padi yang baik sesuai standar yang diterapkan di daerah lain.
Desa Tuik merupakan sentra penanaman padi, yang rencana ke depan akan dijadikan salah satu lumbung pangan di Kabupaten Bangka Barat, lahan tersebut ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan untuk dilindungi.
"Ke depan kami akan mengupayakan peningatan sarana dan prasaarana lain di desa tersebut dalam upaya mewujudkan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan dalam upaya meningkatkan produksi beras lokal dan mendukung upaya swasembada pangan nasional," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2012
"Kami bersama petani setempat akan melakukan panen raya padi di atas ladang seluas 173 hektare, yang diharapkan dapat memotivasi masyarakat terus mengembangkan tanaman pangan tersebut," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bangka Barat Suhadi di Muntok, Minggu.
Ia menjelaskan, Desa Tuik, Kecamatan Kelapa, saat ini memiliki lahan sekitar 173 hektare lebih yang seluruhnya ditanam padi varietas lokal "utan antu" yang berasnya berwarna kemerahan.
"Tahun lalu jumlah produksi dari sekitar 115 hektare lahan yang ditanami mampu menghasilkan padi lebih dari 200 ton, sementara saat ini dari 173 hektare lebih, kami perkirakan produksinya jauh dari angka tersebut," ujarnya.
Suhadi memperkirakan, produktivitas padi di desa tersebut akan mampu menembus jumlah 3,6 ton per hektare gabah kering panen (GKP) atau sekitar 2,4 ton per hektare padi.
"Kami yakin produktivitas tersebut tercapai seiring meningkatnya keterampilan petani dalam mengelola lahan seperti yangsudah dianjurkan para PPL Pertanian di desa itu," ujarnya.
Ia menjelaskan, Desa Tuik yang dihuni 164 kepala keluarga (KK) tergabung dalam 13 kelompok tani, dan hanya satu KK yang tidak bercocok tanam padi karena berprofesi sebagai bidan desa.
Menurut dia, warga desa tersebut memiliki tradisi bercocok tanam padi dan lahan yang ada merupakan lahan ladang tinggalan para leluhur yang kembali digarap kemabli beberapa tahun lalu.
"Ke depan, secara perlahan kami akan memberikan gambaran kepada petani setmpat untuk memilih menanam padi varietas unggul yang diyakini mampu meningkatkan produktivitas lahan," ujarnya.
Dalam upaya tersebut, saat ini di desa tersebut sudah dibangun lahan percontohan seluas satu hektare yang ditamani padi ungul varietas Inpari4, Inpari5 dan Inpari6.
Lahan percontohan yang dikembangkan bekerja sama dengan BPTP Babel tersebut dilakukan untuk menguji tingkat adaptasi padi varietas unggul tersebut, dan percontohan perawatan padi yang baik sesuai standar yang diterapkan di daerah lain.
Desa Tuik merupakan sentra penanaman padi, yang rencana ke depan akan dijadikan salah satu lumbung pangan di Kabupaten Bangka Barat, lahan tersebut ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan untuk dilindungi.
"Ke depan kami akan mengupayakan peningatan sarana dan prasaarana lain di desa tersebut dalam upaya mewujudkan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan dalam upaya meningkatkan produksi beras lokal dan mendukung upaya swasembada pangan nasional," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2012