Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, melakukan orientasi manajemen intervensi spesifik kepada petugas puskesmas di daerah itu dalam rangka percepatan penurunan stunting.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Then Suyanti dalam keterangan yang diterima di Sungailiat, Jumat, orientasi manajemen intervensi spesifik dalam percepatan penurunan stunting penting dilakukan dengan tujuan merencanakan, melaksanakan dan melakukan evaluasi terhadap intervensi gizi spesifik stunting, dan intervensi yang terintegrasi manajemen puskesmas dengan  menggunakan pendekatan perencanaan (P1), penggerakan dan pelaksanaan (P2) dan pengawasan, pengendalian, dan penilaian kinerja (P3).  

Diketahui orientasi  manajemen intervensi spesifik bagi  petugas puskesmas sudah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka pada (22/5) lalu diikuti 50 peserta atau petugas puskesmas terdiri dari petugas gizi puskesmas dan bidan koordinator puskesmas se Kabupaten Bangka. Narasumber pertemuan saat itu berasal dari fasilitator Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,  Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka.

Materi orientasi difokuskan tentang kebijakan intervensi spesifik dalam percepatan penurunan stunting, implementasi manajemen intervensi spesifik di puskesmas, Monev manajemen intervensi spesifik dan daftar tilik supervisi intervensi spesifik di puskesmas serta rencana tindak lanjut manajemen intervensi spesifik di puskesmas. 

Baca juga: TPPS optimis kasus stunting di Bangka akan mampu dituntaskan

Dalam keterangan itu dijelaskan,  Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 2024 menetapkan target penurunan prevalensi stunting pada balita sebesar 14 persen.

Berdasarkan hasil survei status gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 terjadi penurunan dari 24,4 persen pada tahun 2021 menjadi 21.6 persen tahun 2022. Sedangkan  di Kabupaten Bangka prevalensi stunting balita pada tahun 2021  sebesar 17,5 persen (SSGI, 2021) menjadi 16,2 persen (SSGI, 2022).  Diharapkan target tahun 2023 ini prevalensi stunting Kabupaten Bangka  hasil  survey gizi  2023 turun menjadi  13.5 persen. 

Untuk  melaksanakan program penanggulangan stunting di Indonesia dilakukan secara nasional dengan intervensi  spesifik dan intervensi sensitif, yang memerlukan kolaborasi lintas program dan lintas sektor. Pusat kesehatan masyarakat merupakan fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) di garda terdepan dalam menurunkan stunting.  Intervensi spesifik yang bermutu, dimulai dari input dan proses intervensi yang dikelola dengan baik.

Baca juga: Bangka percepatan turunkan kasus stunting

Baca juga: Kemenag Kabupaten Bangka tingkatkan pembinaan nikah dini cegah stunting

Pewarta: Kasmono

Editor : Joko Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023